Polarisasi politik adalah suatu topik yang ramai dibicarakan, terlebih jelang tahun-tahun politik seperti Pemilihan Umum (Pemilu). Disebutkan oleh banyak riset bahwa sebenarnya, tidak pernah terjadi polarisasi politik di Indonesia.
Namun, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi mengatakan hal lain. Di Indonesia, justru ada beberapa momen di mana polarisasi politik di antara masyarakat bisa terlihat jelas.
“Polarisasi meningkat ketika ada sebuah peristiwa politik dibarengi dengan panggung-panggung demokrasi yang kental dan dipenuhi dengan narasi-narasi yang berbau dengan sentimen agama,” terangnya dalam kanal YouTube Total Politik, disadur pada Rabu (19/4/2023).
Baca Juga: Polarisasi Politik di DKI Hanya Mitos? Begini Penjelasan Sulfikar Amir
Uki, panggilan akrabnya, pernah bercerita bahwa ada pamannya yang merupakan Alumni 212, mengunggah foto ulang tahun salah satu bakal calon gubernur (Cagub) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, dengan foto bendera komunis di atasnya.
“Saya katakan sama om saya, ‘Om, jangan sebar yang seperti ini. Ini hoax.’ Kemudian om saya katakan Janganlah anti Islam. Ini yang membuat saya sedih kemudian saya keluar sempat keluar dari WhatsApp Group keluarga ,” kenang Uki.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024