Menu


Ketum Muhammadiyah: Perdebatan Perbedaan Tanggal Idulfitri Sebaiknya Dicukupkan

Ketum Muhammadiyah: Perdebatan Perbedaan Tanggal Idulfitri Sebaiknya Dicukupkan

Kredit Foto: YouTube/Muhammadiyah

Konten Jatim, Depok -

Masyarakat luas kembali memperdebatkan perbedaan tanggal Hari Idulfitri antara aliran Muhammadiyah dan pemerintah. Beberapa di antaranya bahkan mempermasalahkan hal tersebut. 

Menyadur Republika pada Rabu (19/4/2023), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir kembali angkat bicara soal polemik penolakan pelaksanaan Idulfitri di sejumlah daerah. Ia meminta agar perdebatan soal perbedaan pelaksanaan sholat Idulfitri disudahi.

"Pertama, perdebatan yang berkaitan dengan kemungkinan perbedaan Idulfitri 21 April dan 22 April kami imbau untuk dicukupkan, lebih-lebih yang menyangkut debat kusir yang membuat kita saling menegasikan saling merendahkan, saling membenci, bahkan menghina satu sama lain, bahkan mungkin juga saling bermusuhan," kata Haedar Nashir dalam konferensi pers di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga: Ada Perbedaan Penentuan Salat Ied, Mahfud MD Minta Masyarakat Jangan Bertengkar

Haedar Nashir mempersilakan agar perdebatan keilmuan dibuka ruang seluas-luasnya. Ia mengingatkan bahwa Islam merupakan agama yang cinta ilmu.  "Dan ilmu tidak boleh dengan kekuasaan, siapa pun dia. Ilmu harus terbuka," ujarnya.

Selain itu, ia juga berharap agar tokoh agama, tokoh islam, umat dan warga untuk saling toleran, dan saling menghargai menyikapi perbedaan yang ada. Selain itu yang tidak kalah penting adalah mengambil manfaat dan nilai luhur puasa di bulan Ramadhan dengan Idulfitri serta rangkaian ibadah lainnya agar menjadi insan-insan yang lebih bertakwa.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.