Menjelang hari Idul Fitri atau lebaran, banyak masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang mereka akan melakukan mudik atau pulang ke kampung halaman. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri kalau mudik ini memiliki makna yang cukup spesial bagi umat Islam.
Ketika melakukan mudik, para Muslim tidak hanya sekedar pulang ke kampung halaman saja, melainkan juga memiliki tradisi untuk melaksanakan salat Idul Fitri bersama, bermaaf-maafan dan berkumpul serta bersilaturahim.
Untuk lebih jelasnya kenapa mudik merupakan sesuatu yang istimewa bagi umat Islam di Indonesia, berikut penjelasan mengenai tradisi mudik dalam Agama Islam, menyadur laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) Aceh pada Kamis (13/4/2023).
Baca Juga: Unik! Begini Asal Usul Kata Mudik yang Sudah Jadi Tradisi Tahunan
Tradisi Mudik dalam Agama Islam
Perlu diketahui bahwa Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk kembali ke kampung halaman ketika hari Idul Fitri tiba. Tradisi mudik ini murni dibuat oleh orang-orang dengan tujuan pulang ke kampung halaman.
Selain Indonesia, beberapa negara berlatar belakang Islam lain seperti Malaysia, Arab Saudi dan Turki juga melaksanakan mudik. Kegiatan mudik ini tidak pernah dilarang hukumnya dalam Agama Islam dan dipersilahkan untuk dilaksanakan.
Dan justru sebaliknya, kegiatan mudik yang benar justru bisa membawa banyak manfaat serta pahala bagi umat Islam. Salah satunya adalah mudik bisa mengembalikan atau bahkan mempererat tali persaudaraan.
Baca Juga: Siap-Siap! Berikut Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran 2023
Mempererat tali silaturahim ini adalah sesuatu yang selalu dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, khususnya bagi mereka sesama Muslim. Dengan demikian, jika tujuan mudik dilangsungkan untuk hal yang sudah dijelaskan di atas, maka kegiatan pulang kampung ini akan membawa banyak manfaat.
Berbeda jika tujuan mudik dilakukan untuk hal-hal tidak bermanfaat seperti pamer kekayaan atau hanya untuk bermalas-malasan. Kegiatan tersebut hanya akan membawa mudharat dan selain tidak membawa manfaat dari segi Agama Islam, juga menghilangkan esensi dari mudik itu sendiri.