Menu


Memahami Tradisi Mudik dalam Agama Islam: Mempererat Tali Persaudaraan

Memahami Tradisi Mudik dalam Agama Islam: Mempererat Tali Persaudaraan

Kredit Foto: Antara/Andri Saputra

Konten Jatim, Depok -

Menjelang hari Idul Fitri atau lebaran, banyak masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang mereka akan melakukan mudik atau pulang ke kampung halaman. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri kalau mudik ini memiliki makna yang cukup spesial bagi umat Islam.

Ketika melakukan mudik, para Muslim tidak hanya sekedar pulang ke kampung halaman saja, melainkan juga memiliki tradisi untuk melaksanakan salat Idul Fitri bersama, bermaaf-maafan dan berkumpul serta bersilaturahim.

Untuk lebih jelasnya kenapa mudik merupakan sesuatu yang istimewa bagi umat Islam di Indonesia, berikut penjelasan mengenai tradisi mudik dalam Agama Islam, menyadur laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) Aceh pada Kamis (13/4/2023).

Baca Juga: Unik! Begini Asal Usul Kata Mudik yang Sudah Jadi Tradisi Tahunan

Tradisi Mudik dalam Agama Islam

Perlu diketahui bahwa Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk kembali ke kampung halaman ketika hari Idul Fitri tiba. Tradisi mudik ini murni dibuat oleh orang-orang dengan tujuan pulang ke kampung halaman.

Selain Indonesia, beberapa negara berlatar belakang Islam lain seperti Malaysia, Arab Saudi dan Turki juga melaksanakan mudik. Kegiatan mudik ini tidak pernah dilarang hukumnya dalam Agama Islam dan dipersilahkan untuk dilaksanakan.

Dan justru sebaliknya, kegiatan mudik yang benar justru bisa membawa banyak manfaat serta pahala bagi umat Islam. Salah satunya adalah mudik bisa mengembalikan atau bahkan mempererat tali persaudaraan.

Baca Juga: Siap-Siap! Berikut Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran 2023

Mempererat tali silaturahim ini adalah sesuatu yang selalu dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, khususnya bagi mereka sesama Muslim. Dengan demikian, jika tujuan mudik dilangsungkan untuk hal yang sudah dijelaskan di atas, maka kegiatan pulang kampung ini akan membawa banyak manfaat.

Berbeda jika tujuan mudik dilakukan untuk hal-hal tidak bermanfaat seperti pamer kekayaan atau hanya untuk bermalas-malasan. Kegiatan tersebut hanya akan membawa mudharat dan selain tidak membawa manfaat dari segi Agama Islam, juga menghilangkan esensi dari mudik itu sendiri.

Dalil Mengenai Mudik

Tadi sudah dijelaskan bahwa mudik memang bukan tradisi yang dijelaskan secara gamblang dalam Agama Islam. Tetapi, esensi dari mudik, yakni berkumpul, bersilaturahim dan mempererat tali persaudaraan tergambar dalam sejumlah ayat dan hadits.

Baik itu Al-Qur’an maupun beberapa hadits menjelaskan tentang pentingnya bersilaturahim, yang tentunya bisa dilakukan ketika mudik. Berikut dalilnya.

Baca Juga: Prediksi Daerah Tujuan Mudik Terbanyak Tahun 2023. Ada Daerahmu?

Surat Ar-Ra’d Ayat 21

وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ ۗ

Artinya: Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.

Hadits Riwayat Imam Muslim

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, atau ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturahmi."

Baca Juga: Ustaz Hanan Attaki: Bukan Hanya soal Mudik, Lebaran Bermakna Menjalin Lagi Silaturahmi yang Renggang

Hadits Riwayat Imam Tirmidzi

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي أَسِيدٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah manakala seseorang menyambung hubungan silaturahmi kepada kerabat dan teman dekat bapaknya."