Sehingga, jika situasi itu berlarut-larut, akan menyulitkan untuk sosialisasi figur yang mereka usung nanti. Sebab, pendekatan ke arus bawah juga dibutuhkan. Sehingga, koalisi yang lebih cepat terbentuk diuntungkan, daripada tertunda dan berlarut-larut, tidak ada kepastian.
Anies yang lebih dahulu diusung diuntungkan dengan kondisi itu. Anies satu langkah sudah berhasil menyelesaikan, daripada kondisi koalisi yang sedang terombang-ambing. Meskipun hitungannya besar, superkoalisi belum ada kesepakatan bersama, sehingga koalisi itu mengambang.
Terutama Golkar yang berdasarkan hasil Munas dan Rakernas telah memutuskan Airlangga Hartarto sebagai capres. Sehingga jika ingin bergabung dalan superkoalisi, maka butuh tawar menawar alot. Kecuali para elite figur capres-cawapres mau mengalah, situasinya akan adem.
Golkar merupakan partai yang lebih terbuka dibanding partai lain. Sehingga sangat potensi terjadi guncangan jika Airlangga tidak berhasil menjadi capres atau cawapres.
"Jadi tidak mudah juga bagi Golkar untuk memosisikan diri dalam koalisi karena ada potensi gejolak internal," pungkas Culla.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO