Puncak Ketegangan
Ketegangan antara Anas Urbaningrum dan SBY semakin meningkat setelah Anas Urbaningrum dituding oleh Bendahara Partai Demokrat, M Nazaruddin, terlibat dalam kasus korupsi Proyek Hambalang.
Anas Urbaningrum sendiri menyanggah kalau dirinya menerima uang dari Proyek Hambalang. Namun, kekecewaan kader-kader lain sudah kadung menyelimuti partai. Tentunya kekecewaan ini datang dari SBY beserta kader senior lain.
Apalagi, Anas Urbaningrum juga diketahui tidak memecat Angelina Sondakh, salah satu kader Partai Demokrat yang disebutkan terlibat dalam korupsi Proyek Hambalang. Ini semakin memanaskan tensi antara kubu Anas Urbaningrum dan kubu SBY.
Baca Juga: Masih Bulan Ramadan, Demokrat Sarankan Anas Urbaningrum Minta Maaf ke SBY
Akibatnya, konflik internal Partai Demokrat pun tidak terelakan. Banyak dari pihak yang menuding sana-sini. Ini juga berbuntut pada kegagalan Partai Demokrat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 selain fakta kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat sudah menurun.
Akhir Konflik?
Pada akhirnya, Anas Urbaningrum resmi ditahan karena terbukti terlibat dalam kasus korupsi dan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dicopot. Posisinya sempat digantikan langsung oleh SBY selama 1 setengah periode sampai 2020.
Konflik ini dianggap usai setelah SBY jadi ketua umum dan Anas Urbaningrum dipenjara. Tetapi, konflik ini dikabarkan kembali muncul ke permukaan setelah bebasnya Anas Urbaningrum dari penjara.
Baca Juga: Demokrat Minta Anas Urbaningrum Minta Maaf ke SBY, Ketum PKN Sarankan Sebaliknya
Sejauh ini, percikan api konflik sudah diwarnai dengan kubu SBY yang meminta Anas Urbaningrum meminta maaf kepada Mantan RI-1 ini. Namun, sebaliknya kubu Anas Urbaningrum merasa kalau SBY lah yang perlu meminta maaf kepada orang yang baru saja bebas dari lapas ini.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024