Pasca bebas dari penjara pada Selasa (11/4/2023), Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum disebutkan memiliki agenda dengan salah satu pendiri Partai Demokrat sekaligus Mantan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tidak disebutkan secara spesifik terkait apa yang akan dilakukan Anas Urbaningrum terhadap SBY. Yang jelas, jika agenda tersebut terwujud, ini akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dinantikan karena latar belakang dari kedua sosok ini.
Disebutkan bahwa sejak lama, Anas Urbaningrum dan SBY berada dalam kubu berbeda meskipun mereka berada dalam partai yang sama. Berikut kisah perseteruan Anas Urbaningrum vs SBY yang sudah lama terjadi, melansir situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Baca Juga: Profil Anas Urbaningrum, Politisi yang Akhirnya Bebas dari Lapas
Anas Urbaningrum vs SBY
Awal Permasalahan
Isu Anas Urbaningrum dengan SBY ini sebenarnya tidak pernah terlihat jelas di hadapan publik. Keduanya hanya melakukan perang dingin baik itu dalam bentuk pernyataan maupun perbuatan tidak langsung kepada satu sama lain.
Disebutkan kalau awal permasalahan Anas Urbaningrum dengan SBY adalah fakta kalau Anas Urbaningrum menjadi sosok yang berhasil memenangkan jabatan Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres II Partai Demokrat pada 2010 lalu.
SBY dikabarkan menjagokan kader senior lain untuk jadi ketua umum, yakni Andi Alfian Mallarangeng. Namun, sosok itu malah sudah tersingkir dalam putaran pertama pemilihan ketua umum, menyisakan Anas Urbaningrum dengan kader lain, Marzuki Alie.
Baca Juga: Meninjau Kasus Korupsi Proyek Hambalang yang Seret Anas Urbaningrum
Bahkan ada rumor yang mengatakan kalau keinginan SBY menjadikan Andi Mallarangeng sebagai ketua umum dikarenakan kedekatannya dengan SBY dan diharapkan setelah masa jabatannya paripurna, dirinya akan menyerahkan kursi ketua umum ke anak-anak SBY, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Meskipun begitu, rumor tersebut tidak pernah terbukti secara pasti dan hanya menjadi simpang siur pengamat politik.
Puncak Ketegangan
Ketegangan antara Anas Urbaningrum dan SBY semakin meningkat setelah Anas Urbaningrum dituding oleh Bendahara Partai Demokrat, M Nazaruddin, terlibat dalam kasus korupsi Proyek Hambalang.
Anas Urbaningrum sendiri menyanggah kalau dirinya menerima uang dari Proyek Hambalang. Namun, kekecewaan kader-kader lain sudah kadung menyelimuti partai. Tentunya kekecewaan ini datang dari SBY beserta kader senior lain.
Apalagi, Anas Urbaningrum juga diketahui tidak memecat Angelina Sondakh, salah satu kader Partai Demokrat yang disebutkan terlibat dalam korupsi Proyek Hambalang. Ini semakin memanaskan tensi antara kubu Anas Urbaningrum dan kubu SBY.
Baca Juga: Masih Bulan Ramadan, Demokrat Sarankan Anas Urbaningrum Minta Maaf ke SBY
Akibatnya, konflik internal Partai Demokrat pun tidak terelakan. Banyak dari pihak yang menuding sana-sini. Ini juga berbuntut pada kegagalan Partai Demokrat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 selain fakta kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat sudah menurun.
Akhir Konflik?
Pada akhirnya, Anas Urbaningrum resmi ditahan karena terbukti terlibat dalam kasus korupsi dan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dicopot. Posisinya sempat digantikan langsung oleh SBY selama 1 setengah periode sampai 2020.
Konflik ini dianggap usai setelah SBY jadi ketua umum dan Anas Urbaningrum dipenjara. Tetapi, konflik ini dikabarkan kembali muncul ke permukaan setelah bebasnya Anas Urbaningrum dari penjara.
Baca Juga: Demokrat Minta Anas Urbaningrum Minta Maaf ke SBY, Ketum PKN Sarankan Sebaliknya
Sejauh ini, percikan api konflik sudah diwarnai dengan kubu SBY yang meminta Anas Urbaningrum meminta maaf kepada Mantan RI-1 ini. Namun, sebaliknya kubu Anas Urbaningrum merasa kalau SBY lah yang perlu meminta maaf kepada orang yang baru saja bebas dari lapas ini.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024