Hadits merupakan penjelasan tentang keagamaan yang dibawakan langsung oleh Nabi Muhammad SAW melalui firman Allah SWT atau pemahamannya terkait Agama Islam itu sendiri. Hadits adalah sumber hukum kedua di bawah Al-Qur’an.
Dengan demikian, umat Islam bisa mempercayai isi dari hadits yang memang ditujukan pula untuk melengkapi isi Al-Qur’an. Meskipun begitu, hadits-hadits yang beredar ini memiliki tingkatannya tersendiri tergantung dengan keabsahannya.
Beberapa tingkatan hadits yang dimaksud ada hadits shahih, hadits hasan dan hadits dhaif. Hadits hasan adalah kasus menarik karena mereka berada di tengah-tengah hadits shahih yang bisa dipercaya sepenuhnya dan hadits dhaif yang perlu sedikit kehati-hatian untuk mempercayainya.
Menyadur jurnal terbitan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada Selasa (4/4/2023), berikut penjelasan mengenai apa itu hadits hasan dan syarat-syarat hadits hasan.
Baca Juga: Apa Itu Hadits Dhaif? Hadits Lemah Yang Isinya Belum Tentu Menyesatkan
Apa Itu Hadits Hasan?
Dijelaskan kalau sebenarnya, hadits hasan tidak memiliki kualitas yang berbeda jauh dengan hadits shahih. Hanya saja, di sini para rawi atau orang yang meriwayatkan hadits kualitasnya sedikit di bawah hadits shahih.
Jadi, di sini yang menjadi pembeda hadits shahih dengan hadits hasan adalah perawinya. Disebutkan kalau hadits shahih mempunyai perawi dengan kedhabitan atau kemampuan hafalan yang lebih baik dibandingkan mereka yang menghafal hadits hasan.
Agar lebih jelas pemahamannya, berikut perbedaan antara persyaratan hadits shahih dengan hadits hasan.