Hadits Shahih
- Sanadnya bersambung-sambung kepada Nabi Muhammad SAW;
- Diriwayatkan oleh perawi yang adil;
- Perawinya dhabit atau memiliki daya ingat yang kuat;
- Tidak mengandung syadz atau penyimpangan dari aturan;
- Tanpa adanya illat atau kecacatan.
Hadits Hasan
- Sanadnya bersambung-sambung kepada Nabi Muhammad SAW;
- Diriwayatkan oleh perawi yang adil;
- Perawinya dhabit atau memiliki daya ingat yang lebih rendah dibanding perawi hadits shahih;
- Tidak mengandung syadz atau penyimpangan dari aturan;
- “Selamat” dari illat atau kecacatan yang merusak.
Baca Juga: Apa Itu Hadits Shahih? Hadits yang Sudah Pasti Benar Isinya
Dikarenakan kedhabitan para perawi hadits hasan, tidak sedikit orang yang mungkin skeptis untuk mempercayai hadits hasan. Meskipun begitu, faktanya hadits hasan sebenarnya tetap bisa diterima dan digunakan sebagai hujjah layaknya hadits shahih.
Tingkatan Hadits Hasan
Hadits hasan sendiri dibagi lagi tingkatannya menjadi 2. Kedua tingkatan dalam hadits ini melibatkan kualitas dari hadits sehingga Muslim bisa mengetahui mana hadits yang bisa lebih dipercaya dan mana yang perlu dipastikan keabsahannya.
2 tingkatan hadits hasan yang dimaksud di sini adalah Hasan Lidzatihi dan Hasan Lighairihi. Berikut pemaparan lengkapnya:
Baca Juga: 8 Contoh Hadits Shahih untuk Bekal Kehidupan Sehari-hari
Hasan Lidzatihi
Hadits hasan yang memang sudah memenuhi kriteria hadits hasan dan tidak perlu melakukan apa-apa lagi untuk mengangkat derajat hadits hasan.
Hasan Lighairihi
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh perawi yang kemampuannya masih diperdebatkan, namun tidak banyak kesalahan di dalamnya. Hasan Lighairihi bisa “turun kasta” menjadi hadits dhaif jika memang ternyata kualitas hadits lebih dipertanyakan.