“Pada waktu itu, konfrontasi terhadap Israel memang begitu besar-besaran. Tapi sekarang kan sudah ada diplomasi dan cara lain untuk mengatasi konflik politik itu supaya terselamatkan muka Indonesia dari tudingan publik internasional (tidak bisa memisahkan olahraga dan politik). Apa urusan partai mempersoalkan event yang digelar oleh FIFA?” tambah Rocky.
Rocky melanjutkan, keadaan kemudian menjadi kian kusut setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut-ikutan bersuara melakukan penolakan.
Menurut Rocky, langkah Ganjar ini adalah sebuah blunder yang sangat berpotensi menurunkan elektabilitasnya dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
“Karena mungkin PDIP sudah ngomong, maka Ganjar supaya dapat simpati dari PDIP lalu ikut-ikutan (menolak). Dia cuma mau nebeng aja dalam tidal wave,” kata Rocky.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta agar publik tidak saling menyalahkan terkait dengan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia U-20.
Menurut Hasto, menolak Timnas Israel datang ke Indonesia adalah bagian dari sikap meneruskan sejarah yang pernah dilakukan presiden pertama Soekarno saat menolak kedatangan Israel di Asian Games 1962.
Hasto mengenang bagaimana Stadion Gelora Bung Karno menjadi saksi sejarah presiden pertama Republik Indonesia Soekarno menyatakan sikapnya dalam menolak Israel.
“Justru dengan menolak Israel itu, kita punya Gelora Bung Karno yang begitu megah dan besar ini,” pungkas Hasto.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO