Kejadian ini diabadikan dalam Alquran sebagai peringatan bagi umat manusia agar tidak sombong dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
"Tiba-tiba datang petir menyambar ke gunung tadi, hancur semuanya. Dan mereka meninggal seketika, diwafatkan sementara oleh Allah, dihidupkan kembali. Supaya mereka menyadari, oh ternyata kita gak bisa liat Allah tapi kita bisa membuktikan bahwa Allah itu haq (benar adanya) walaupun belum bisa liat saat di dunia," kata Ustaz Adi.
Tak hanya itu, Ustaz Adi menceritakan perilaku lain dari bangsa Yahudi, yakni saat sebagian dari mereka membuat berhala atau patung yang disembah.
Baca Juga: Kisah Husain bin Salam: Fadri Yahudi yang Memilih Masuk Islam Setelah Mempelajari Kitab Taurat
Kisah tentang patung Samiri dan Nabi Musa AS dan kaum Yahudi dapat ditemukan dalam Alquran, tepatnya dalam Surah Thaha ayat 85-97.
Setelah Nabi Musa AS pergi ke atas Gunung Sinai untuk menerima wahyu dari Allah SWT, beberapa orang dari kaum Yahudi membuat patung anak sapi dari emas sebagai suatu bentuk ibadah yang mereka anggap sebagai wakil bagi Tuhan mereka.
Namun, ketika Nabi Musa AS turun dari gunung dan melihat hal tersebut, ia marah dan menegur mereka atas perbuatan tersebut. Nabi Musa AS menghancurkan patung tersebut dan menanyakan siapa yang membuatnya. Beberapa orang dari kaum Yahudi menunjuk Samiri sebagai orang yang membuat patung tersebut.
"Begitu jalan, (kata mereka) 'eh kalau yakin dengan Allah, Allah kayak gimana ya? Itu Samiri punya patung, dibuat dari sapi. Begitu Musanya minta izin untuk mendapatkan wahyu dari Allah di Bukit Tursina, (Nabi) Harun menjaga, liat orang-orang sekitaran menyembah sapi buatan Samiri," lanjut Ustaz Adi.
"Datang Nabi Musa. Pulang dari situ, marah beliau kan. Sampai kemudian diminta tobat sampai yang ngeyel diminta bunuh diri. Dibunuh dirinya untuk menunjukkan tobatnya pada Allah. Diampuni kesalahan mereka oleh Allah," ucapnya.
Baca Juga: Sejarah Kaum Yahudi: Enggan Memeluk Agama Islam Karena Nabi Terakhir Bukan dari Keturunannya
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa kaum Yahudi zaman dahulu mengingkari Allah sebagai Tuhan.
"Mereka tahu Tuhannya itu Allah, mereka tahu ketentuannya ada dan sebagainya, cuman kemudian mereka palingkan, mereka tidak gunakan, mereka tepikan, hanya untuk selera nafsunya aja," sambungnya.