Nabi Musa adalah nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran dan membimbing umat Yahudi. Sebagai nabi yang diutus Tuhan, Nabi Musa punya tugas yang cukup berat yakni membimbing dan mengajarkan mereka terkait ajaran-ajaran Allah SWT.
Membahas soal bangsa Yahudi, pendakwah Ustaz Adi Hidayat menjelaskan terkait sifat-sifat dan perilaku umat Yahudi dalam Alquran.
Dalam penjelasannya, dirinya menerangkan bahwa umat Yahudi zaman dahulu kerap mengingkari nikmat yang diberikan Tuhan.
Baca Juga: Kisah Kaum Yahudi: Menjadi Kafir Hanya Karena Nabi yang Diutus Berbeda Garis Keturunan
"Diberikan oleh Allah satu pengetahuan, informasi, bahkan ada yang bimbing juga, tapi kemudian pembimbingnya diingkari," ujar Ustaz Adi dari kanal YouTube Ceramah Pendek, dikutip Konten Jatim pada Jumat (31/3/2023).
"Bahkan ketika diberikan nikmat, gak pengen yang ini, pengen yang lain aja. Padahal semua sudah jelas, dia tahu ilmunya, dia tahu dasarnya, dia tidak mencari Tuhan selain Allah, cuma dia sengaja tinggalkan Allah," sambungnya.
Ustaz Adi memberikan contoh perilaku bangsa Yahudi, yakni saat mereka menginginkan untuk melihat Allah secara langsung. Hal ini disinggung dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 55, yang berbunyi:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Wahai Musa, kami tidak akan percaya kepadamu sampai kami melihat Allah dengan jelas", maka kamu ditimpa petir karena kelalaianmu, sedang kamu melihat (kejadian itu)." (QS. Al-Baqarah ayat 55)
Ayat tersebut menceritakan saat Nabi Musa AS membawa bangsa Yahudi keluar dari Mesir dan mereka tiba di dekat gunung Sinai. Di sana, Nabi Musa AS diangkat untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima wahyu-Nya, sementara bangsa Yahudi menunggu di bawah gunung.
Baca Juga: Ini Alasan Orang Yahudi Tak Ingin Beriman Kepada Nabi Muhammad
Saat Nabi Musa AS meninggalkan mereka untuk naik ke atas gunung, bangsa Yahudi meminta agar mereka juga dapat melihat Allah SWT secara langsung sebelum mereka akan percaya sepenuhnya pada ajaran Nabi Musa AS. Namun, permintaan tersebut ditolak dan mereka diingatkan bahwa melihat Allah SWT secara langsung bukanlah suatu hal yang bisa dilakukan oleh manusia.
Namun, bangsa Yahudi tetap tidak percaya dan memohon untuk melihat Allah SWT. Sebagai hukuman atas ketidakpercayaan mereka, gunung Sinai gemetar dan hancur, dan mereka yang berada di sekitarnya mengalami petir dan gempa bumi.