Dalam Agama Islam, harus diakui banyak hal yang kejelasannya masih dipertanyakan oleh umat Islam. Ketidakjelasan ini bisa bersumber dari hadits dhaif, dakwah yang tidak jelas atau sekedar simpang siur yang disebarkan oleh non-ahli.
Informasi tidak jelas, selama tidak merugikan, bisa saja tetap dilaksanakan. Namun, mereka yang bijak tentunya akan selalu berusaha meninggalkan dan menjauhi hal yang tidak jelas keabsahannya dalam Agama Islam serta mengikuti yang benar-benar absah.
Hal tersebut merupakan sekelumit penjelasan dari sifat wara’. Menyadur Republika pada Selasa (28/3/2023), berikut penjelasan lebih lengkap mengenai apa itu wara’.
Baca Juga: Hukum Membakar Al-Qur’an dalam Agama Islam: Diizinkan, Asal…
Apa Itu Wara’?
Dijelaskan kalau secara etimologi, wara’ diambil dari huruf waw dan ra. Jika digabungkan, kata wara’ memiliki arti sebagai “menahan” atau “mengepal”. Artian tersebut bisa dikatakan sesuai dengan makna wara’ secara terminologi.
Kata wara’ menurut terminologi punya arti sebagai “menjaga kesucian, yaitu menahan diri dari yang tidak pantas.” Maksud dari sesuatu yang tidak pantas ini pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak diketahui pasti kebenaran atau dibolehkan dalam Agama Islam.
Ini sesuai dengan definisi wara’ menurut syariat Islam, yakni meninggalkan yang meragukan, menentang yang membuat umatnya tercela. Dan di saat bersamaan, mereka akan mengambil yang lebih terpercaya, mengarahkan diri kepada yang lebih hati-hati.