Menu


Apa Itu Wara’? Meninggalkan Hal yang Tidak Jelas dalam Islam

Apa Itu Wara’? Meninggalkan Hal yang Tidak Jelas dalam Islam

Kredit Foto: Pixabay/Syauqi Fillah

Kehati-hatian ini adalah sifat yang tidak dimiliki oleh banyak Muslim. Terlebih, mereka yang merasa fanatik dalam Agama Islam berpotensi menerima dan menelan semua informasi tanpa terlebih dahulu diperhatikan kebenarannya.

Di sini, bisa dikatakan kalau sifat wara’ menempati tempat yang cukup tinggi dan dianggap mulia oleh Agama Islam. Sifat wara’ merupakan bagian dari ketakwaan yang mana takwa tidak akan tercapai kecuali diiringi sikap wara’. 

Baca Juga: Mengenal Kultum, Kuliah Singkat Keislaman dan Kaitannya dengan Ceramah

Tingkatan Sifat Wara’

Mencapai sifat wara’ memang bukan perkara mudah, terlebih di saat teknologi memudahkan para Muslim memperoleh informasi yang tidak diketahui pasti sumber aslinya, membuat mereka kesulitan untuk mempercayai antara benar dan salah.

Para ulama sendiri membagikan beberapa tingkatan wara’ yang bisa diraih umat Islam. Jika diterapkan dengan baik, konsisten dan penuh kesabaran, niscaya sifat wara’ bisa diraih. Berikut tingkatan sifat wara’:

Baca Juga: Profil Ibnu Sina, Ilmuwan Paling Berpengaruh dalam Islam

  • Meninggalkan yang haram;
  • Menahan diri dari yang syubhat;
  • Meninggalkan kebanyakan perkara yang mubah dengan mengambil yang benar-benar penting saja.

Tingkatan pertama bisa dengan mudah dilakukan oleh banyak orang. Namun, memasuki tingkatan kedua, hanya segelintir yang mampu melakukannya. Dan tingkatan terakhir hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang shalih.

Tampilkan Semua Halaman