Pada saat itu, pernyataan Gus Dur ini mendapat penolakan keras dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia.
Baca Juga: Drawing Piala Dunia U-20 Batal Digelar, Media Israel Tuding Gubernur Koster Biang Keroknya
Solidaritas Terhadap Palestina
Alasan yang sampai sekarang digunakan untuk menolak eksistensi Israel adalah fakta kalau Israel tidak pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap Palestina. Penolakan terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas antara Indonesia dengan Palestina.
Dalam beberapa agenda di masa lampau, Indonesia kerap menolak melakukan hubungan diplomatik resmi dengan Israel karena alasan tersebut.
Baca Juga: Tolak Israel Terlibat di Piala Dunia, Wali Kota Bengkulu: Indonesia Menentang Penjajahan
Sebut saja ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menolak hubungan resmi antara Indonesia dengan Israel ketika Menteri Luar Negeri (Menlu) dari masing-masing negara mengadakan pertemuan rahasia pada 2005 lalu. Disebutkan kalau SBY hanya mau menerima pembicaraan jika menyangkut pembebasan Palestina.
Ada juga peristiwa penarikan Tim Nasional (Timnas) Tenis Indonesia di Fed Cup pada 2006 yang saat itu berlangsung di Israel. Dan hingga saat ini, hubungan Israel dengan Indonesia tidak pernah membaik dan kemungkinan akan terus seperti ini selama Israel menyerang Palestina.
Sempat Coba Jalin Hubungan
Meskipun demikian, bukan berarti Indonesia menutup pintu berdiplomasi dengan Israel. Diketahui Indonesia sempat membuka hubungan diplomatik pada 2012 dan membentuk konsulat di Ramallah, Israel. Sayangnya konsulat ini ditiadakan karena tensi kedua negara kembali meningkat.
Indonesia dan Israel juga mempunyai visa kunjungan dan disebutkan kalau setidaknya ada sekitar 10 ribu orang yang berkunjung ke Israel tiap tahunnya. Namun, hubungan kedua negara ini bisa dikatakan belum optimal selayaknya 2 negara yang memiliki hubungan diplomatik.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024