Menu


Tuai Pro-Kontra, Ini Alasan Indonesia Tidak Mau Terima Israel

Tuai Pro-Kontra, Ini Alasan Indonesia Tidak Mau Terima Israel

Kredit Foto: Pexels/Cottonbro Studio

Konten Jatim, Depok -

Polemik Piala Dunia U-20 semakin hari semakin memburuk. Ini tidak lepas dari fakta kalau Israel akan ikut berpartisipasi dalam ajang ini pada Mei 2023 mendatang, sehingga mendapat penolakan keras dari banyak tokoh maupun instansi.

Penolakan ini beragam alasannya, mulai dari mengikuti jejak Bung Karno yang pernah tolak Israel, solidaritas terhadap Palestina serta menolak penjajahan atas negara tersebut sampai fakta kalau Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Faktor terakhir ini bisa dikatakan sebagai salah satu faktor pemicu penolakan terbesar dari kalangan tokoh maupun instansi. Sejak merdeka pada 1945, Indonesia memang tidak pernah atau bahkan bisa dikatakan tidak mau menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Aman untuk mengatakan Indonesia tegas menolak keberadaan Israel. Apa sebenarnya alasan Indonesia tidak mau terima Israel di negara ini? Berikut penjelasannya menyadur banyak sumber berbeda pada Senin (27/3/2023).

Baca Juga: Pro Kontra Israel di Piala Dunia U-20: Diterima PBNU, Ditolak Kepala Daerah

Alasan Indonesia Tidak Mau Terima Israel

Sudah Berlangsung Sejak Era Bung Karno

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Indonesia tidak pernah mengakui kedaulatan Israel bahkan sampai sekarang. Hal ini tidak lepas dari pengaruh Presiden Pertama Indonesia, Sukarno alias Bung Karno.

Bung Karno dengan tegas akan selalu menolak eksistensi Israel dan bahkan sempat “mengusir” Israel dari Indonesia saat Asian Games 1962 di Jakarta serta menolak bertanding sepak bola di kualifikasi Piala Dunia 1958 di Swedia.

Keengganan Indonesia untuk mengakui kedaulatan Israel bisa dibilang turun-menurun dari satu pemimpin Indonesia menuju pemimpin lainnya. Sejauh ini, hanya Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang menyatakan kalau ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada saat itu, pernyataan Gus Dur ini mendapat penolakan keras dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia.

Baca Juga: Drawing Piala Dunia U-20 Batal Digelar, Media Israel Tuding Gubernur Koster Biang Keroknya

Solidaritas Terhadap Palestina

Alasan yang sampai sekarang digunakan untuk menolak eksistensi Israel adalah fakta kalau Israel tidak pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap Palestina. Penolakan terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas antara Indonesia dengan Palestina.

Dalam beberapa agenda di masa lampau, Indonesia kerap menolak melakukan hubungan diplomatik resmi dengan Israel karena alasan tersebut.

Baca Juga: Tolak Israel Terlibat di Piala Dunia, Wali Kota Bengkulu: Indonesia Menentang Penjajahan

Sebut saja ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menolak hubungan resmi antara Indonesia dengan Israel ketika Menteri Luar Negeri (Menlu) dari masing-masing negara mengadakan pertemuan rahasia pada 2005 lalu. Disebutkan kalau SBY hanya mau menerima pembicaraan jika menyangkut pembebasan Palestina.

Ada juga peristiwa penarikan Tim Nasional (Timnas) Tenis Indonesia di Fed Cup pada 2006 yang saat itu berlangsung di Israel. Dan hingga saat ini, hubungan Israel dengan Indonesia tidak pernah membaik dan kemungkinan akan terus seperti ini selama Israel menyerang Palestina.

Baca Juga: Arya Sinulingga: Pengecaman Timnas Israel Dinyatakan Jadi Penyebab Gagalnya Pengundian Piala Dunia U20 di Bali

Sempat Coba Jalin Hubungan

Meskipun demikian, bukan berarti Indonesia menutup pintu berdiplomasi dengan Israel. Diketahui Indonesia sempat membuka hubungan diplomatik pada 2012 dan membentuk konsulat di Ramallah, Israel. Sayangnya konsulat ini ditiadakan karena tensi kedua negara kembali meningkat.

Indonesia dan Israel juga mempunyai visa kunjungan dan disebutkan kalau setidaknya ada sekitar 10 ribu orang yang berkunjung ke Israel tiap tahunnya. Namun, hubungan kedua negara ini bisa dikatakan belum optimal selayaknya 2 negara yang memiliki hubungan diplomatik.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO