PSSI sendiri sudah berkali-kali memperingatkan dampak dari penolakan Israel di Indonesia, mulai dari sanksi denda, pengucilan anggota FIFA terhadap Indonesia, sampai potensi pembekuan federasi sebagaimana yang sempat terjadi pada 2016 lalu.
Baca Juga: Indonesia Tolak Israel Berimbas FIFA Batalkan Drawing, FIFA Tunjuk Peru Jadi Tuan Rumah?
Lebih Banyak yang Kontra
Sayangnya, omongan PSSI cukup banyak dipatahkan oleh berbagai alasan dari pihak-pihak yang menolak. Mulai dari mengikuti jejak Bung Karno, solidaritas terhadap Palestina, menolak penjajahan sampai alasan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
Mereka yang kontra dengan kedatangan Israel juga merupakan sosok penting di pemerintahan. Tercatat kalau ada setidaknya 3 kepala daerah yang menolak partisipasi Israel di Piala Dunia U-20 seperti Wali Kota Bengkulu Herman Heru, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster.
Nama terakhir disebut-sebut sebagai dalang gagalnya penyelenggaraan pengundian fase grup Piala Dunia U–20. Penolakannya membuat PSSI mau tidak mau mencari lokasi lain yang bisa dijadikan tempat pengundian.
Sejumlah partai politik (Parpol) seperti PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menolak kedatangan Israel di Indonesia. Adapun organisasi Islam seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina dan menolak Israel masuk Indonesia.
Penolakan yang dilakukan oleh tokoh maupun instansi ini banyak didukung oleh masyarakat luas. Namun, tidak sedikit juga yang menganggap kalau suara dari mereka yang menolak hanya sekadar pencitraan, terlebih jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO