Piala Dunia U-20 hanya menghitung hari. Namun, Indonesia sebagai tuan rumah justru mengalami masalah yang cukup pelik jelang berlangsungnya ajang tersebut.
Polemik kedatangan Timnas Israel U-20 di Indonesia semakin mencuat dan berpotensi merusak nama PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia di mata FIFA. Hal ini diperparah dengan fakta pembatalan undian grup Piala Dunia U-20 yang niatnya berlangsung di Bali pada Minggu (26/3/2023) lalu.
Penolakan ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2022 lalu, namun semakin gencar disuarakan pada awal 2023 ini. Pihak PSSI pun mengaku heran kenapa suara-suara penolakan kedatangan Israel di Indonesia baru terdengar jelang Piala Dunia U-20 berlangsung.
Menyadur Kontenjatim dan beberapa sumber lain pada Senin (27/3/2023), berikut pro kontra Israel di Piala Dunia U-20 yang menyebabkan perpecahan suara di berbagai kalangan masyarakat.
Baca Juga: PDIP DKI Tolak Timnas Israel, Heru Budi: Itu Urusan PSSI
Pro Kontra Israel di Piala Dunia U-20
Mereka yang Pro
Sebenarnya, tidak sedikit pihak yang menyetujui kedatangan Israel di Piala Dunia U-20. Salah satu dukungan bahkan datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya tidak mempermasalahkan kedatangan Israel di Indonesia.
Disebutkan kalau bertandingnya Israel di Indonesia bisa meningkatkan kredibilitas negara di mata dunia. Lebih lanjut, Palestina, negara yang menjadi korban Israel juga disebutkan tidak merugi hanya karena Israel berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20. Palestina sendiri bahkan mengaku tidak masalah Indonesia mempersilahkan Israel bermain dalam ajang ini.
Dukungan lain juga datang dari berbagai pihak seperti pengamat politik Rocky Gerung, politisi Ali Mochtar Ngabalin dan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Mereka yang mendukung mayoritas sepakat untuk tidak mencampur politik dengan olahraga.
PSSI sendiri sudah berkali-kali memperingatkan dampak dari penolakan Israel di Indonesia, mulai dari sanksi denda, pengucilan anggota FIFA terhadap Indonesia, sampai potensi pembekuan federasi sebagaimana yang sempat terjadi pada 2016 lalu.
Baca Juga: Indonesia Tolak Israel Berimbas FIFA Batalkan Drawing, FIFA Tunjuk Peru Jadi Tuan Rumah?
Lebih Banyak yang Kontra
Sayangnya, omongan PSSI cukup banyak dipatahkan oleh berbagai alasan dari pihak-pihak yang menolak. Mulai dari mengikuti jejak Bung Karno, solidaritas terhadap Palestina, menolak penjajahan sampai alasan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
Mereka yang kontra dengan kedatangan Israel juga merupakan sosok penting di pemerintahan. Tercatat kalau ada setidaknya 3 kepala daerah yang menolak partisipasi Israel di Piala Dunia U-20 seperti Wali Kota Bengkulu Herman Heru, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster.
Nama terakhir disebut-sebut sebagai dalang gagalnya penyelenggaraan pengundian fase grup Piala Dunia U–20. Penolakannya membuat PSSI mau tidak mau mencari lokasi lain yang bisa dijadikan tempat pengundian.
Sejumlah partai politik (Parpol) seperti PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menolak kedatangan Israel di Indonesia. Adapun organisasi Islam seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina dan menolak Israel masuk Indonesia.
Penolakan yang dilakukan oleh tokoh maupun instansi ini banyak didukung oleh masyarakat luas. Namun, tidak sedikit juga yang menganggap kalau suara dari mereka yang menolak hanya sekadar pencitraan, terlebih jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO