Secara umum, botok sendiri disebut makanan kuno yang masih bertahan hingga saat ini. Dalam bahasa Jawa, botok disebut pula sebagai bothok, makan khas yang berangkat dari ampas atau bungkil kelapa yang sarinya telah diambil menjadi santan.
Menurut laman Halo Pacitan, botok awalnya dimasak agar ampas kelapa tidak dibuang. Pasalnya, ini bergizi.
Baca Juga: Icip Sambal Wader Bu Tin yang Legendaris Mojokerto, Kepo Resepnya?
Di Masyarakat, terdapat berbagai jenis botok yang dikenal selain botok tempe. Misalnya, botok lamtoro, botok ikan asin, botok sembukan, bahkan juga ada masyarakat yang berkreasi membuat botok daging, botok ayam, botok udang, dan lain sebagainya.
Sejatinya, botok telah tercatat dalam kitab Dewaruci, menurut arkeolog dan sejarawan UM DWI Cahyono. Namun, botok yang dimaksud bukan dalam konteks makanan, tetapi merujuk sebangsa tumbuhan.
Baca Juga: Kupang Kraton Hj. Qomariyah, Kuliner Pasuruan Manjakan Lidah
Namun begitu, botok sendiri disebut sebagai kuliner kuno dengan berbagai sebutan yang berbeda sejak zaman dahulu. Misalnya, pepes, brengkes, dan lain sebagainya, yang meskipun memakai daun pisang pula sebagai pembungkus, tetapi dikemas berbentuk lintingan dan dikukus.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan