Pada tahun ‘80-an, situasi mulai berubah karena masyarakat mulai bertempat tinggal di dekat Depo Pertamina Plumpang pada awal tahun itu. Menurut Nicke, hal tersebut bisa dilihat kini padatnya hingga rumah-rumah masyarakat menempel di dinding pembatas terminal Plumpang.
Menurut dia, saat Pertamina melakukan inventaris 2017 silam, data pihaknya menunjukkan ada ada 34.707 orang dengan 9.234 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di dekat Depo Plumpang. Angka itu pun diprediksi sudah bertambah lebih banyak tahun ini.
Baca Juga: Depo Pertamina Plumpang Ingin Dipindahkan, Anggota DPR Tegaskan Penolakan
Presiden Joko Widodo sempat mengunjungi korban terdampak kebakaran Depo Plumpang. Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut kawasan tersebut adalah zona berbahaya yang tak bisa lagi ditinggali.
Adapun, anggota Komisi VII DPR, Abdul Kadir Karding lewat Antara menyebut, lokasi Depo Pertamina Plumpang tak ideal karena dekat dengan permukiman warga.
Sementara itu, pengamat tata kota dari Universitas Al Azhar Nirwono Joga menyarankan relokasi permukiman warga di sekitar wilayah Depo Plumpang oleh pemerintah. Kawasan sekitar depo itu pun dimintanya menjadi zona penyangga alias buffer zone.
Baca Juga: Ikut Bicara Soal Kebakaran Depo Plumpang, Jokowi Diminta Tegur Menteri Luhut
"Kawasan depo dan sekitarnya harus ditata ulang dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan operasional depo dan warga, sehingga perlu jarak aman sebagai daerah penyangga atau buffer zone yang tidak boleh ditawar-tawar," ujar Nirwono saat dikonfirmasi Suara, Jumat, 10 Maret.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan