Gaya Bermain
Di masa itu, para pemain tunggal putra Indonesia dikenal dengan fisik, kecepatan dan akurasi. Hal ini juga berlaku untuk Rudy Hartono, di mana saat itu dirinya cukup ditakuti karena memiliki semua hal yang sudah disebutkan di atas.
Ditunjang tinggi yang mencapai 182 cm, Rudy Hartono kerap membuat pukulan smash akurat dan keras yang sulit dihadang lawan. Ditambah dengan kelincahannya dalam mengembalikan bola, Rudy Hartono menjadi sosok yang cukup sulit untuk dilawan.
Terlebih, Rudy Hartono juga terbilang agresif dan mau mengambil inisiatif ketimbang bertahan. Lawan kewalahan dalam menghadapi gempuran Rudy Hartono yang bisa berlangsung sebanyak beberapa kali dalam satu pertandingan.
Baca Juga: Prediksi All England 2023: Sanggup Sabet 2 Gelar Juara?
Raih Gelar All England 8 Kali
Kemampuan Rudy Hartono dalam tepok bulu membuatnya berhasil meraih cukup banyak gelar bergengsi dalam karirnya. Namun, tidak dapat dipungkiri kalau prestasi terbesarnya adalah menjuarai kompetisi All England sebanyak 8 kali, sesuatu yang tidak bisa lagi dilakukan pebulu tangkis Indonesia bahkan legenda dunia lain.
Gelar All England pertamanya diraih pada 1968, menjadikannya sebagai juara termuda diĀ sektor tunggal putra dalam kompetisi ini pada usia 18 tahun. Selepasnya, Rudy Hartono meraih 6 gelar All England secara beruntun, mengaku kalau dirinya ketagihan menjadi juara di kejuaraan ini.
Streak Rudy Hartono sempat terhenti pada 1975. Namun, Rudy Hartono berhasil meraih gelar All England terakhirnya melawan Liem Swie King pada 1976, setelah akhirnya mulai kesulitan meraih gelar karena usianya yang kian menua.
Selain All England, Rudy Hartono juga merupakan peraih medali emas Piala Thomas sebanyak 4 kali dari 1970 sampai 1979 dan peraih medali emas Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta.
Baca Juga: Sejarah All England, Kompetisi Badminton Tertua di Dunia
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan