Ribuan anggota perguruan pencak silat yang tergabung di dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendatangi Mapolresta Mojokerto untuk mempertanyakan kasus penganiayaan yang diterima rekannya.
Ribuan pendekar ini dikabarkan mengendarai motor pada pukul 20.50 WIB dengan membawa atribut bendera. Namun, ketika melintasi Stasiun Kota Mojokerto, sebagian dari para pendekar itu masuk ke dalam stasiun seolah tengah mengejar seseorang, tetapi belum diketahui penyebabnya.
Setibanya di Mapolresta Mojokerto, ribuan pendekar tersebut tak langsung menyuarakan tuntutannya. Mereka ke justru menyulut kembang api dan juga flare.
Salah satu perwakilan pendekar Yanto mengatakan, kedatangan ribuan anggota PSHT ini bertujuan menanyakan perkembangan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa anggota PSHT yang terjadi di 4 lokasi. Sebab, hingga saat ini kasus tersebut masih buram meski peristiwa tersebut terjadi sudah cukup lama.
Baca Juga: Profil Budi Hermanto, Kapolres Malang yang Jadi Dalang di Balik Penangkapan Crazy Rich Wahyu Kenzo
"Kedatangan kami ke sini ingin menanyakan 4 kasus penganiayaan. Kasus Dawar (Dawarblandong), kasus Gedek, kasus Kemlagi, dan kasus Jetis belum terselesaikan," kata Yanto, Kamis (9/3/2023).
Menurut Yanto, sebagai masyarakat bawah pihaknya sah menanyakan perkembangan kasus dugaan penganiayaan tersebut. Sebab, penanganan kasus itu seakan mandek dan tanpa proges. Sehingga tidak salah jika sesama anggota PSHT mereka menanyakan kinerja kepolisian.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO