"Karena itu, Ganjar justru mengharapkan Megawati lebih cepat memutuskan capres dari PDIP. Dengan begitu, ia sudah lepas dari belenggu PDIP," tambahnya.
Jamiluddin juga menilai niat PAN mengusung Ganjar tampaknya inkonsisten dengan komitmennya saat membentuk KIB bersama Golkar dan PPP.
Baca Juga: Bobby Jadi Panitia Formula E, Gembong PDIP: Karena Mantu Jokowi? Tak Tahu Dipilihnya Karena Apa
Tiga partai yang bergabung dalam KIB awalnya komitmen akan mencalonkan kader masing-masing.
Inkonsisten PAN itu tampaknya disebabkan karena memang tidak mempunyai kader yang layak jual untuk diusung menjadi capres. Hal itu terlihat dari elektabilitas kader PAN yang sangat rendah.
"Bahkan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan saja elektabilitas sangat rendah," ujarnya.
Dengan tidak adanya kader PAN yang elektabilitas memadai, tentu mereka tidak pede mengusung capres dari internal partai. Sebab, peluang ditolak Golkar dan PPP sangat besar.
Karena itu, kalau PAN kemudian akan mengusung Ganjar tentu tidak mengagetkan.
Hal itu semakin terang benderang dengan respon positif dari PPP. Petinggi PPP sudah membuka peluang akan mengusung Ganjar setelah PAN menyatakan dukungannya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024