Tidak bisa dipungkiri banyak pemilih di Indonesia lebih mengutamakan agama atau suku dibandingkan program-program yang ditawarkan suatu calon. Hal ini
Hal tersebut dimanfaatkan oleh berbagai oknum ketika pemilu digelar. Akhirnya, masyarakat hidup terpolarisasi dan politik identitas semakin dibudayakan.
Baca Juga: Sebabkan Polarisasi, Ketua MPR Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024
Aktivis muda Sultan Rivandi melihat bahwa perpolitikan yang memainkan isu agama atau ras sekalipun yang menciptakan adalah elite politiknya sendiri.
Oleh sebab itu, jika ingin menghentikan hal tersebut yang paling besar berperan adalah pihak pemilihnya. Sultan yakin jualan agama tidak akan laku suatu hari nanti.
"Sebetulnya klaster-klaster identitas itu kan enggak bisa dipungkiri elite yang menciptakan. Gue lihat demokrasi dalam dua pandang, supply dan demand bahkan dari sisi pengurus partai politik beda ada yang ingin meneruskan, ada yang ingin melawan dan lain-lain sebagainya," kata Sultan Rivandi, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Total Politik, Selasa (21/2/2023).
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan