Ayam Goreng Nelongso ialah usaha makanan yang berdiri sejak 2013 dan tak sejak awal menjadi usaha yang cukup besar dengan 80 cabang dan terkenal di Jawa-Bali. Pemiliknya punya banyak pelajaran dan cerita menarik dari usahanya meniti sang ‘Nelongso’.
Usaha ayam goreng yang satu ini kerap diperbincangkan tentang logonya yang justru berupa gambar bebek dan nama ‘nelongso’ yang berkonotasi negatif karena berarti ‘nelangsa’ alias sedih atau sengsara.
Tentunya, kita tak ingin memakan sesuatu yang membuat kita sengsara atau sedih, bukan?
Baca Juga: Resep Bebek Sinjay Buat yang Bosan Kulineran, Mudah!
Namun, bukan itu rupanya yang perlu dikhawatirkan. Usaha ini diberi nama Ayam Goreng Nelongso karena awalnya sang pemilik hanya menjual menu nasi ayam sayap dan ceker. Menurut berbagai sumber, ia menganggap keduanya seperti tangan dan kaki manusia.
Jika tangan dan kaki tak ada, hidup terasa lebih nelangsa. Begitulah sekiranya.
Pria bernama Nanang Suherman ini lahir di Probolinggo, dan usaha ayam gorengnya juga bermula dari Jawa Timur, yakni Malang. Berjiwa bisnis sejak remaja, Nanang bertekad melanjutkan pendidikan.
Nahas, ibunya mengalami keterbatasan finansial setelah Nanang lulus SMA. Pemuda itu tetap berkuliah dengan keterbatasan itu. Baru satu semester, Nanang harus urung menuntaskan bangku kuliahnya karena sang ibu tak mampu membiayainya.
Baca Juga: Mengenal Sego Tempong, Kuliner Pedas Banyuwangi yang Bikin Serasa Ditampar
Jadilah, ia bertekad mencari pekerjaan sembari berkuliah. Di perempatan lampu merah pada 2005, Nanang tak malu menawarkan koran. Dalam acara ShopeeTalk bertema Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta, ia membeberkan banyak pengalamannya itu.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024