Tetralogi Buru sendiri mengisahkan perjalanan hidup Minke, anak Bupati yang bekerja di perusahaan media asal Belanda, yang saat itu menyaksikan beragam fenomena di zaman kolonialisme Belanda.
Tokoh Minke sendiri akhirnya diketahui mengambil inspirasi dari Tirto Adhi Soerjo. Sebagai informasi, sosok tersebut merupakan salah satu tokoh pers paling awal di Indonesia. Dirinya juga dikenal sebagai tokoh kebangkitan nasional Indonesia.
Baca Juga: Daftar Koalisi untuk Pemilu 2024 Beserta Potensi Capresnya
Alasan kenapa Tetralogi Buru begitu digemari oleh masyarakat adalah karena ceritanya yang humanis, tidak dilebihkan maupun dikurangi. Pembaca dibuat mengikuti autobiografi seseorang, padahal kenyataannya merupakan karya fiksi. Pramoedya Ananta Toer juga berhasil mendeskripsikan latar tempat, waktu dan membuat karakternya dikenang oleh pembaca.
Karya Tetralogi Buru ini mengantarkan Pramoedya Ananta Toer mendapat sejumlah penghargaan bergengsi dari mancanegara. Serial ini bahkan diterjemahkan ke 36 bahasa berbeda, bukti betapa luar biasanya karya dari penulis asal Blora ini.
Baca Juga: Apa Yang Menjadi Alasan Terbentuknya Koalisi Partai Politik?
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan