Menu


Mengenal Tetralogi Buru, Novel Penuh Makna Karya Pramoedya Ananta Toer

Mengenal Tetralogi Buru, Novel Penuh Makna Karya Pramoedya Ananta Toer

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Depok -

Tetralogi Buru, atau dikenal juga dengan sebutan lain seperti Tetralogi Bumi Manusia dan Tetralogi Pulau Buru, merupakan 4 novel serial karya Pramoedya Ananta Toer yang bisa dibilang paling populer di kalangan masyarakat.

Menyadur beberapa sumber berbeda pada Senin (6/2/2023), Tetralogi Buru berisikan novel dengan urutan terbit sebagai berikut:

Baca Juga: Kenapa Karya Pramoedya Ananta Toer Sempat Dilarang Beredar?

  • Bumi Manusia (1980)
  • Anak Semua Bangsa (1981)
  • Jejak Langkah (1985)
  • Rumah Kaca (1988)

Di rezim orde baru, Tetralogi Buru merupakan salah satu dari sekian banyak karya milik Pramoedya Ananta Toer yang dilarang untuk tayang. Pelarangan ini disebabkan karena novel-novel ini menyebarkan ajaran komunisme kepada masyarakat.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Penulis Legendaris Pramoedya Ananta Toer

Dinamakan Tetralogi Buru karena penulisan novel ini berlangsung ketika Pramoedya Ananta Toer diasingkan di Pulau Buru, Maluku. Naskah novel ini diketahui sudah dipersiapkan sejak pertengahan 1960-an, dan baru dieksekusi awal tahun 1970-an pasca sang maestro dikeluarkan dari penjara.

Tetralogi Buru sendiri mengisahkan perjalanan hidup Minke, anak Bupati yang bekerja di perusahaan media asal Belanda, yang saat itu menyaksikan beragam fenomena di zaman kolonialisme Belanda.

Tokoh Minke sendiri akhirnya diketahui mengambil inspirasi dari Tirto Adhi Soerjo. Sebagai informasi, sosok tersebut merupakan salah satu tokoh pers paling awal di Indonesia. Dirinya juga dikenal sebagai tokoh kebangkitan nasional Indonesia.

Baca Juga: Daftar Koalisi untuk Pemilu 2024 Beserta Potensi Capresnya

Alasan kenapa Tetralogi Buru begitu digemari oleh masyarakat adalah karena ceritanya yang humanis, tidak dilebihkan maupun dikurangi. Pembaca dibuat mengikuti autobiografi seseorang, padahal kenyataannya merupakan karya fiksi. Pramoedya Ananta Toer juga berhasil mendeskripsikan latar tempat, waktu dan membuat karakternya dikenang oleh pembaca.

Karya Tetralogi Buru ini mengantarkan Pramoedya Ananta Toer mendapat sejumlah penghargaan bergengsi dari mancanegara. Serial ini bahkan diterjemahkan ke 36 bahasa berbeda, bukti betapa luar biasanya karya dari penulis asal Blora ini.

Baca Juga: Apa Yang Menjadi Alasan Terbentuknya Koalisi Partai Politik?

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO