"Di sana itu, kampung itu saya lupa tahunnya. Sekian 5-7 tahun enggak ada polisi berani masuk, karena ada dua anggota yang digorok lehernya, di kampung itu, di gorok oleh teroris," katanya.
Menurut Iqbal, tak adanya polisi yang berani datang ke Kampung Jeka disebabkan personil yang datang hanyalah level Bhabinkamtibmas.
Kondisi tersebut terus berlangsung sampai akhirnya ada seorang polisi yang berani masuk ke daerah itu karena punya nyali besar.
"Dia berani masuk, diludahilah dan seterusnya sampai akhirnya kesempatan-kesempatan pendekatan itu datang," katanya.
Pendekatan yang berhasil dilakukan salah satunya ketika terdapat warga yang tengah sakit demam. Warga tersebut tak bisa dirujuk ke Puskesmas namun karena tak punya KTP.
"Orang gak punya negara toghut. Dilakukan pendekatan, dibikinin KTP dan seterusnya. Dibantu diangkut pakai mobil dibawa dan seterusnya akhirnya sembuh. Pendekatan ini lebih pada pendekatan persuasif," tuturnya.
Lama kelamaan, pendekatan seperti itulah yang diterapkan kepada warga. Sehingga warga yang berada di atas gunung mau saat diminta turun.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO