Menu


Gila, Kampung Teroris di Daerah Ini Bikin Para Polisi Keder! Yang Berani Datang Langsung Digorok Lehernya

Gila, Kampung Teroris di Daerah Ini Bikin Para Polisi Keder! Yang Berani Datang Langsung Digorok Lehernya

Kredit Foto: Ricardo/JPNN.com

Konten Jatim, Jakarta -

Penulis sekaligus pegiat media sosial Iqbal Aji Daryono menceritakan kengeriannya saat ditugaskan ke daerah konflik dengan jaringan teroris bahkan masuk lingkup internasional di daerah Poso, Sulawesi Tengah.

Lokasi yang di datangi tersebut adalah sebuah kampung d Gunung Biru bernama Taman Jeka.

"Kita disuruh turun kesana. Awalnya sempat jiper karena disana teroris masih aktif-aktifnya," ujar Iqbal sebagaimana Konten Jatim kutip dari Podcast Deddy Corbuzier, Selasa (28/6/2022).

"Ada satu kampung yakni Taman Jeka, itu awalnya saya pikir taman yang dibikin Pak Jusuf Kalla ternyata bukan, hahaha," tuturnya kembali.

Iqbal pun mengaku saat ke Taman Jeka, dirinya merasakan kengerian. Bahkan sebelum berangkat, Kapolsek setempat menanyakan apakah Iqbal berani atau tidak.

BACA JUGA: Baru Dua Hari Viral, Kenapa Polisi Gercep Banget Tetapkan 6 Tersangka dalam Promo Miras Holywings?

Bahkan diakui Iqbal akibat tempat dan lokasinya yang mengerikan, Polantas yang mengemudikan mobil sampai gemetar dan wajahnya pucat.

Penulis buku berjudul Berjuang di Sudut-Sudut yang Tak Terliput itu pun mengingat kembali kejadian yang membuatnya bergidik. Menurut Iqbal, kampung tersebut merupakan "kawah candradimuka"-nya para teroris.

Namun Iqbal menekankan Taman Jeka bukan tempat pelatihan teroris melainkan lebih kepada doktrinasi ideologis teroris.

"Di sana itu, kampung itu saya lupa tahunnya. Sekian 5-7 tahun enggak ada polisi berani masuk, karena ada dua anggota yang digorok lehernya, di kampung itu, di gorok oleh teroris," katanya. 

Menurut Iqbal, tak adanya polisi yang berani datang ke Kampung Jeka disebabkan personil yang datang hanyalah level Bhabinkamtibmas.

Kondisi tersebut terus berlangsung sampai akhirnya ada seorang polisi yang berani masuk ke daerah itu karena punya nyali besar.

"Dia berani masuk, diludahilah dan seterusnya sampai akhirnya kesempatan-kesempatan pendekatan itu datang," katanya.

Pendekatan yang berhasil dilakukan salah satunya ketika terdapat warga yang tengah sakit demam. Warga tersebut tak bisa dirujuk ke Puskesmas namun karena tak punya KTP.

"Orang gak punya negara toghut. Dilakukan pendekatan, dibikinin KTP dan seterusnya. Dibantu diangkut pakai mobil dibawa dan seterusnya akhirnya sembuh. Pendekatan ini lebih pada pendekatan persuasif," tuturnya.

Lama kelamaan, pendekatan seperti itulah yang diterapkan kepada warga. Sehingga warga yang berada di atas gunung mau saat diminta turun.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO