Perang gerilya ini berlangsung selama 4 bulan mulai dari Desember 1948 sampai Maret 1949. Dan puncaknya adalah serangan 1 Maret 1949 di mana TNI berhasil merebut Yogyakarta, yang saat itu menjadi Ibukota Indonesia, dari Belanda. Ini membuat harga diri Belanda seketika runtuh dan membuktikan kedigdayaan TNI di mata dunia.
Pada akhirnya, Belanda dan Indonesia menandatangani Perjanjian Roem-Royen yang berisikan tentang janji Belanda untuk tidak lagi menyerang Indonesia dan mengakui kedaulatan Indonesia. Namun, Jenderal Sudirman tidak percaya kalau Belanda akan menepati janji mereka.
Baca Juga: Azab Pelaku Pelecehan Seksual Menurut Pandangan Ustadz Maulana
Dirinya sempat meminta kepada Presiden Sukarno untuk melanjutkan gerilya. Sayang, ide tersebut ditolak mentah-mentah karena merasa kalau Belanda tidak alasan lagi untuk menyerang Indonesia. Perbedaan pendapat ini sempat menimbulkan ketegangan antara keduanya.
Namun, pada akhirnya Jenderal Sudirman tetap mematuhi perintah atasannya. Belanda sendiri baru benar-benar mengakui kedaulatan Indonesia pada Desember 1949. Sebulan berselang, Jenderal Sudirman mengembuskan napas terakhirnya di Magelang setelah berjuang melawan TBC-nya yang kian memburuk.
Baca Juga: Jenis-Jenis Gharar Yang Perlu Dihindari oleh Umat Muslim
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO