Menu


Video Lama Ini Perlihatkan Kemungkinan Anies Baswedan dan Khofifah 'CLBK' di Pilpres 2024 Bisa Terjadi, Surya Paloh Jadi Kunci

Video Lama Ini Perlihatkan Kemungkinan Anies Baswedan dan Khofifah 'CLBK' di Pilpres 2024 Bisa Terjadi, Surya Paloh Jadi Kunci

Kredit Foto: Dokumentasi Pemprov Jawa Timur

Konten Jatim, Jakarta -

Seorang pengguna twitter dengan nama @FahrialZein membagikan sebuah video lama saat deklarasi ormas Nasdem pada 2010 sekitar 12 tahun silam.

Dalam video tersebut tampak tokoh-tokoh yang menjadi deklarator ormas Nasdem, di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Pembacaan manifesto @NasDem oleh bpk @aniesbaswedan saat awal pendiriannya disaksikan oleh @KhofifahIP @suryapaloh51," tulis @FahrialZein sambil memention akun salah satu kader Partai Nasdem, Ahmad Sahroni.

Saat menjadi bintang tamu di podcast Refly Harun, pengamat politik Hendri Satrio sempat mengatakan ada banyak komposisi capres-cawapres yang bisa tercipta di Pilpres 2024, salah satunya kemungkinan duet Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Hendri Satrio, duet Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Timur ini bisa saja tercipta jika Pilpres 2024 diikuti tiga pasangan calon.

Jika mengacu ke komposisi parlemen saat ini, Pilpres dimungkinan untuk diikuti maksimal empat pasang calon. Untuk situasi ini, Hendri memprediksi PDI Perjuangan akan maju sendiri karena jadi satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri capres tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.

Selain PDIP, tiga pasangan calon lainnya adalah yang diusung oleh Koalisi Indonesia Baru (Golkar, PPP, PAN), Koalisi Gerindra-PKB, dan Koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS.

"Tapi PDIP maju sendiri kecil kemungkinannya," kata Hendri dalam podcast terbaru Refly Harun pada Senin (20/6/2022).

Ketimbang empat pasang calon, Hendri Satrio lebih meyakini terjadi tiga pasang calon. Untuk situasi ini, ia memprediksi PDIP akan berkoalisi dengan Gerindra dan PKB. Dua blok lainnya adalah KIB dan Koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Jika Pilpres diikuti tiga pasang calon dengan komposisi tersebut, Hendri meyakini Prabowo Subianto tidak akan lagi menjadi capres karena sudah dianggap jadi kartu mati di Jawa.

Alih-alih mengusung Prabowo, Hendri lebih meyakini koalisi PDIP, Gerindra dan PKB ini akan mengusung Ketua DPR Puan Maharani yang akan dipasangkan dengan Andika Perkasa, perwira Angkatan Darat yang kini jadi Panglima TNI.

Baca Juga: Di Rakernas PDIP, Megawati Sebut Tidak Ada Koalisi, Tapi Puan Maharani Bilang Membangun Indonesia Harus Gotong Royong

Untuk KIB, Hendri Satrio masih berkeyakinan koalisi ini akan mengusung duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Adapun koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS mungkin akan mengusung Anies Baswedan bersama Khofifah Indar Parawansa.

"Anies mungkin (akan bersama) Khofifah ya, mungkin," ucap pendiri lembaga survei Kedai Kopi itu.

Selain dua kemungkinan di atas, Hendra Satrio menyebut masih ada satu kemungkinan lain, yakni Pilpres hanya diikuti para elite partai politik.

Jika terjadi seperti ini, ia menduga Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak akan maju Pilpres. Hendri memberi istilah kemungkinan ini sebagai skenario "not free market".

"Partai-partai politik bersepakat yang bisa maju hanya elite. Nah itu akan repot untuk kita rakyat karena gak ada Anies, gak ada Ganjar. Yang ada Puan, Prabowo, Airlangga Hartarto, Cak Imin, atau AHY," ucap Hendri.

Selain skenario 4 pasang calon, 3 pasang calon, dan skenario not free market, Hendri mengatakan bisa juga terjadi skenario dua pasang calon yang tetap mengakomodir Anies dan Ganjar.

Jika terjadi seperti ini, ia memprediksi koalisi yang akan tercipta adalah blok PDIP vs blok Nasdem. KIB kemungkinan besar akan bergabung ke koalisi PDIP.

"Tapi tidak usah begitu lah ya. Tidak usah dua pasang calon," ujar Hendri.

"Makanya, itu kalau dua pasang calon kiri dan kanan, kalau kiri semua," ucap Refly Harun menimpali.

Menurut Refly Harun, dua pasang calon kiri yang ia maksud adalah ketika partai-partai koalisi pemerintah bersepakat untuk memajukan calon dari sesama mereka sendiri.

Baca Juga: Ngeri! Beginilah Skenario untuk Gagalkan Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024, Siap-siap deh Gigit Jari

Jadi, Demokrat dan PKS tidak diberi ruang untuk bisa mengusung calon. Kedua partai memang tidak memungkinan untuk berkoalisi tanpa peran partai lain karena jumlah kursi parlemen yang tidak mencukupi.

"Kalau seperti ini, selesai sudah," ucap Refly Harun.

"Makanya rakyat harus aktif mengadvokasi parpol," kata Hendri.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO