Menu


Soal Ucapan Megawati 'Kasihan Jokowi', NasDem Beri Pembelaan: Dia Punya Rekam Jejak yang Diapresiasi Publik!

Soal Ucapan Megawati 'Kasihan Jokowi', NasDem Beri Pembelaan: Dia Punya Rekam Jejak yang Diapresiasi Publik!

Kredit Foto: Partai NasDem

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Willy Aditya menanggapi soal pernyataan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu kasihan jika tak dinaungi PDIP.

Willy menyampaikan bahwa Jokowi yang terpilih sebagai presiden, lahir dari proses demokrasi terbuka.

Kata Willy, ada simbiosis mutualisme antara partai dengan sosok figur yang diusung.

Baca Juga: NasDem Nilai Wajar Ungkapan Megawati ‘Kasihan Jokowi’: Konteksnya Memang Sebagai Kader

NasDem yang menjadi salah satu partai pengusung Jokowi menyebut bahwa partai Surya Paloh itu melihat rekam jejak dari Jokowi.

Dia menilai, seandainya demokrasi berjalan tertutup, kontestasi lima tahunan itu hanya akan dikuasai oleh PDIP.

Lebih lanjut, Willy dalam hal ini lalu menyinggung sistem proporsional terbuka yang tengah diperjuangkan 8 fraksi partai politik di parlemen.

Pasalnya, jika pemilu pada tahun 2019 menggunakan sistem proporsional tertutup, yang menguasai kompetisi hanya PDIP yang bermarkas di kawasan Menteng, Jakarta.

"Pak Jokowi memiliki rekam jejak yang kemudian diapresiasi oleh publik. Sejauh ini, mah demokrasinya tertutup, maka kemudian liganya jadi Liga Menten (PDIP), bahkan liga Indonesia dan kita tahu sirkulasi kekuasaan kita elitenya tinggal di Menteng," kata Willy saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Atas dasar demikian, Willy menegaskan sistem proporsional diperlukan untuk melahirkan kehendak zaman di setiap masa.

Dia juga menyatakan NasDem akan mendorong dan mendukung supaya pemilu tidak menggunakan sistem proporsional tertutup.

"Tentu (Jokowi) anak kandung dari sistem demokrasi kita yang terbuka dan itu juga spirit yang terus-menerus kita dorong melalui mempertahankan, bahkan memajukan sistem proporsional terbuka ini. Jadi itu sebuah keniscayaan," jelasnya.

Baca Juga: Politisi PKS Sebut Ada Pesan di Balik Ucapan Megawati ‘Kasihan Pak Jokowi’

Willy menilai, akan lebih baik untuk saling membanggakan dan memberikan apresiasi pada apa yang telah dikerjakan Jokowi.

Jika dilihat dalam bingkai sejarah, Willy menyebut NasDem adalah salah satu pelengkap PDIP dalam mengusung Jokowi.

"Waktu itu siapa sih yang nggak jatuh cinta dengan Pak Jokowi. Waktu itu ya. Itu benar-benar menjadi, saya bilang tadi, kehendak zaman, spiritnya siapa? Jokowi, memang menjadi harapan," katanya.

"Jadi tentu tidak dalam posisi yang saling mencari titik lemah atau mencari-cari, tapi saling melengkapi saja dan itu sudah menjadi wis wayahe lah untuk kemudian saling memberikan kontribusi, melengkapi satu dan yang lain," pungkasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.