Menu


Diberi Nama 'Yohanes' oleh Pemuka Agama di Papua, Loyalis Ganjar Ledek Anies: Gimana Rasanya Pak Jadi Minoritas?

Diberi Nama 'Yohanes' oleh Pemuka Agama di Papua, Loyalis Ganjar Ledek Anies: Gimana Rasanya Pak Jadi Minoritas?

Kredit Foto: YouTube/COKRO TV

Konten Jatim, Jakarta -

Loyalis Ganjar Pranowo, Mazdjo Pray ikut menanggapi soal video yang belakangan viral di media sosial, yakni pemberian nama "Yohanes" pada Anies Baswedan, yang diberikan oleh pemuka agama di Papua.

Dengan nada meledek, ia lantas memberikan selamat atas nama baru Eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Tak hanya itu, Mazdjo juga meledek dengan menanyakan rasanya menjadi minoritas.

Baca Juga: Anies Diberi Nama 'Yohanes' oleh Pemuka Agama Papua, Para Pendukungnya Senyap?

"Video barusan itu beredar, dan sekarang viral. Anies dapat nama baru, yaitu Yohanes Anies," ucapnya di awal video, yang dikutip dari kanal YouTube Cokro TV, dikutip Senin (26/12/2022).

"Waduh, siap Pak Yohanes Anies. Selamat dengan nama baru yang sekarang melekat di Bapak," ucapnya bernada meledek.

"Gimana rasanya Pak jadi minoritas?" tanya loyalis Ganjar itu.

Mazdjo menyebut bahwa video pemberian nama Yohanes untuk Anies itu sempat membuat heboh di dunia maya.

Namun menurutnya, para pendukung Anies justru terlihat senyap.

"Kemarin, seharian tadi, video Anies yang datang ke gereja di Papua, yang tadi kita lihat itu, itu kemudian Anies mendapat nama depan baru, yaitu Yohanes, memang heboh di dunia maya," ungkapnya.

Baca Juga: Beredar Video Anies Diberi Nama 'Yohanes' oleh Pemuka Agama Papua, Loyalis Ganjar Meledek: Selamat atas Nama Barunya

"Pendukung Anies aja yang senyap, mungkin juga kelabakan terutama pendukung jalur Petamburan," tambahnya.

"Di video tadi, Anies datang ke sebuah gereja bersama pengurus Partai NasDem tentunya, lalu seolah-olah kita liat, diangkat anak oleh seorang kepala suku di Papua, dan kemudian ditambah namanya dengan Yohanes, dan lalu Anies mengaminkan," tandasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO