Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan rampungnya Bendungan Semantok yang terletak di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Selasa (21/12/2022). Bendungan Semantok adalah bendungan ke-30 yang dibangun Jokowi selama masa kepemimpinannya.
Bendungan Semantok sendiri merupakan bendungan ke-10 yang dibangun di Jawa Timur. Sebelumnya, sudah ada beberapa bendungan yang dibangun untuk tujuan khusus. Beberapa bendungan bahkan sudah dibangun sejak zaman kolonialisasi Belanda.
Baca Juga: Kenapa Bendungan Semantok Dibangun di Nganjuk? Berikut Alasannya
Di bawah berikut merupakan daftar bendungan di Jawa Timur, melansir dari sejumlah sumber berbeda pada Rabu (21/12/2022) beserta kondisi terakhirnya.
Bendungan di Jawa Timur
1. Bendungan Bening
Bendungan Bening adalah bendungan yang terletak di Kota Madiun, membendung Sungai Bening yang mengaliri kota tersebut. Bendungan ini dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata serta menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM). Bendungan Bening dibangun pada 1977 dan rampung pada 1984, disupervisi oleh Jepang.
Baca Juga: Mengenal Bendungan Semantok, Bendungan ke-30 Yang Dibangun dalam Pemerintahan Jokowi
2. Bendungan Gerak Bojonegoro
Sesuai dengan namanya, Bendungan Gerak Bojonegoro berlokasikan di Kabupaten Bojonegoro. Pembangunan bendungan ini amat bermanfaat dalam mengairi sekitar 11 ribu hektare sawah di Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya, serta menjadi atraksi wisata. Pembangunan Bendungan Gerak Bojonegoro juga diawasi oleh Jepang.
3. Bendung Karet Jatimlerek
Diresmikan tahun 1992, Bendungan Karet Jatimlerek berlokasikan di Kabupaten Jombang. Layaknya beberapa bendungan lainnya, bendungan ini digunakan untuk mengairi persawahan di Kabupaten Jombang dan sekitarnya, terkhusus di musim kemarau di mana kondisi air sulit ditemukan.
Baca Juga: Apa Itu Siwak? Sunnah Membersihkan Gigi Anjuran Rasulullah SAW
4. Bendungan Lahor
Lagi-lagi bendungan yang pembangunannya dibantu oleh Jepang. Bendungan Lahor dibangun pada 1973 dan rampung pada 1977, menghabiskan dana sekitarĀ JPY 11,75 miliar atau sekitar Rp. 1,3 triliun. Bendungan Lahor yang berlokasikan di Kota Malang ini digunakan sebagai sektor wisata atau sektor pertanian.
5. Bendungan Lengkong Baru
Bendungan Lengkong Baru dibangun menggantikan Bendungan Lengkong yang sudah eksis sejak masa penjajahan Belanda. Bendungan ini dibangun sekitar tahun 1970-an. Fungsi awal Bendungan Lengkong Baru adalah untuk mengendalikan air dari Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Porong dan Kali Surabaya.
Baca Juga: Apa Itu Tahnik? Sunnah Rasul Ketika Baru Punya Anak
6. Bendungan Sengguruh
Selain Bendungan Lahor, Kota Malang juga mempunyai Bendungan Sengguruh. Bendungan ini kali pertama dibangun pada 1982 dan rampung tahun 1988, memakan biaya pembangunan sekitar USD 72 juta atau sekitar Rp. 1,1 triliun. Bendungan Sengguruh saat ini beroperasi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
7. Bendungan Selorejo
Bendungan terakhir yang dibangun di Kota Malang adalah Bendungan Selorejo, yang berlokasikan di kaki Gunung Kelud. Bendungan Selorejo diresmikan pada 1972, memerlukan dana pembangunan sekitar JPY 5,3 miliar atau sekitar Rp. 626 miliar. Bendungan Selorejo juga dimanfaatkan menjadi PLTA.
Baca Juga: Kenapa Menag Yaqut Larang Pasang Tenda saat Natal?
8. Bendungan Semantok
Bendungan Semantok yang diresmikan pada (20/12/2022) merupakan bendungan yang dibangun di Kabupaten Nganjuk. Bendungan ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar secara keseluruhan mulai dari sektor pariwisata, sektor pembangkit listrik dan sektor pertanian.
9. Bendungan Wlingi
Di Kota Blitar, terdapat Bendungan Wlingi yang diresmikan pada 1979 silam. Bendungan serbaguna ini dimanfaatkan menjadi PLTA dan bisa mengairi sawah seluas 7.400 hektare. Pembangunan Bendungan Wlingi memakan biaya sekitar JPY 18,65 miliar atau sekitar Rp. 2,2 triliun.
Baca Juga: Apa Itu Solstis dan Apakah Solstis Berbahaya?
10. Bendungan Wonorejo
Bendungan Wonorejo terletak di Kabupaten Tulunganggung, dibangun tahun 1994 dan dirampungkan pada 2001 lalu. Bendungan Wonorejo saat ini menjadi salah satu PLTA di Kabupaten Tulungaggung dan menjadi objek wisata lokal. Pembangunan bendungan ini menghabiskan dana sekitar JPY 14,95 miliar atau sekitar Rp. 1,7 triliun.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024