“Ini adalah satu pergeseran yang akan membuat masa belajar di perguruan tinggi menjadi lebih relevan dalam menjawab tantangan masa depan,” tuturnya.
Konsep atau pola semacam ini, kata Wagub Emil, tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga terjadi di luar negeri yang kemudian memunculkan pertanyaan mengenai kaitan dengan ijazah dan peluang kerja yang sudah mulai bergeser.
Bahkan data kajian yang dia kutip mengatakan, di tahun pertama pandemi Covid-19, terjadi penurunan jumlah pekerjaan yang membutuhkan ijazah Pendidikan tinggi sebesar 45 persen.
Baca Juga: Mewakili Gubernur Khofifah, Emil Dardak Serahkan SPT Plt Bupati Bangkalan kepada Mohni
“Inilah momen untuk melakukan pembenahan dan saya salut AB PPTSI telah melakukan antisipatif terkait hal ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wagub Emil menjelaskan, mereview jurusan menjadi sangat penting tidak hanya di Perguruan Tinggi melainkan juga di SMK. Sebab, ada jurusan tertentu yang memang per hari ini, peluang kerja yang tersedia itu tidak linier dengan jurusan tersebut.
“Inilah yang perlu dikaji kembali, apakah orientasinya ingin mencari kompetensi yang sesuai dengan lapangan kerja,” ungkapnya.
Disebutkan, ada dua solusi menjawab ijazah dan peluang kerja agar linier, pertama mereview dulu jurusannya lalu yang kedua mengintegrasikan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan untuk menjadi professional yang sukses.
Baca Juga: Tarik Mundur Korupsi Bupati Bangkalan dalam 7 Tahun Terakhir
Ketika semua itu diukur, maka siapapun yang mempercayakan anaknya di didik di sebuah kampus yakin bahwa dimensi mengenai leadership, problem solving, critical thingking akan terbentuk.
“Bisa di-track dan bukan hanya lulus SKS ini dan itu, tetapi benar-benar ada kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja hari ini. Jadi bukan hanya subjeknya, tapi aspeknya atau bergeser dari subjek menjadi aspek,” tandasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan