Menu


Profil Lippo Group, Perusahaan di Balik Pembangunan Meikarta

Profil Lippo Group, Perusahaan di Balik Pembangunan Meikarta

Kredit Foto: Instagram/Meikarta

Konten Jatim, Depok -

Perusahaan konglomerat Lippo Group menuai sorotan dari publik pasca namanya kembali terseret dalam kasus megaproyek Meikarta yang tidak kunjung selesai. Proyek kota terencana ini digugat oleh para pembeli yang tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan.

Diketahui para pembeli mengadukan nama Lippo Group ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (5/12/2022) karena mereka sudah gerah dengan ketidakpastian terkait pembangunan Meikarta. DPR sendiri dikabarkan akan mengadakan pertemuan dengan para pembeli pada Rabu (7/12/2022) mendatang.

Baca Juga: Tarik Mundur Korupsi Bupati Bangkalan dalam 7 Tahun Terakhir

Pembangunan Meikarta yang perlahan terbengkalai ini dapat dikatakan cukup mengherankan, mengingat Lippo Group merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Data yang diambil pada Juni 2022 lalu menunjukan bahwa Lippo Group meraup keuntungan sebesar Rp. 15 triliun.

Mengutip dari beberapa sumber berbeda pada Jumat (9/12/2022), Lippo Group sendiri merupakan perusahaan yang dibentuk oleh konglomerat Mochtar Riady sekitar tahun 1950-an. Saat ini, Lippo Group dikepalai oleh James Riady, anak dari Mochtar Riady.

Baca Juga: Berapa Banyak Kasus Korupsi di Indonesia Tahun 2022? Simak Data Berikut

Lippo Group sendiri bergerak di sejumlah bidang yakni media, telekomunikasi, properti, ritel, keuangan sampai restoran. Terdapat beberapa anak perusahaan Lippo Group seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Rolling Hills Lippo Karawaci, dan Rolling Hills Karawang.

Anak perusahaan yang terlibat dalam pembangunan Meikarta adalah Lippo Karawaci. Perusahaan tersebut sudah membangun proyek dari 17 Agustus 2017.

Baca Juga: Profil Michael Sianipar, Mantan Anggota PSI Yang Juga Mundur Karena Alasan Ini

Selain Meikarta, Lippo Group diketahui juga terlibat dalam sejumlah kontroversi, seperti dinilai merugikan sejumlah perusahaan lain yang bekerja sama dengan mereka serta sempat terkena kasus suap kepada anak perusahaan mereka.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO