“Di sejumlah survei, bukan hanya di Kompas, kalau di 2021, saya sendiri mensurvei Pak Prabowo masih di posisi satu, tapi begitu masuk di 2022 memang ada crossing di sana teruama pasca Juni sampai Oktober,” ujarnya.
Sementara itu, dari kedua pesaing lainnya, perolehan yang didapat Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru tampak mengalami peningkatan.
“Anies baswedan dalam tiga bulan terakhir dia mengalami akselerasi, ada penambahan sekitar lima persen,” kata Achmad.
Menurutnya, faktor pemicu meningkatnya perolehan suara itu bisa beragam. Jika yang terjadi pada Anies, kemungkinan besar dipengaruhi oleh aktivitas terbarunya, seperti gelaran Formula E dan pengadaan deklarasi.
“Faktornya tentu beragam, ada formula E, deklarasi dan sebagainya, itu setidaknya mengakselerasi proses itu,” paparnya.
Sehingga, kejadian tersebut menurut Achmad harus segera diantisipasi. Momentum yang memungkinkan terjadinya crossing elektabilitas bisa saja terjadi kapan pun.
“Jangan sampai misalnya, Ganjar mengalami stagnasi, Pak Prabowo di sejumlah survei mengalami penurunan meskipun memiliki basis pemilih loyal yang terjaga, kemudian Anies sudah dideklarasikan meskipun koalisinya belum clear justru mengalami peningkatan,” paparnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO