Menu


Duar! Golkar Pede Calonkan Airlangga Jadi Capres, Pengamat Sebut Dua Partai Kawan Koalisinya Dungu

Duar! Golkar Pede Calonkan Airlangga Jadi Capres, Pengamat Sebut Dua Partai Kawan Koalisinya Dungu

Kredit Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A

Konten Jatim, Surabaya -

Pengamat Politik Rocky Gerung menilai langkah yang diambil Partai Golongan Karya (Golkar) untuk mencalonkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) pada pilpres 2024 mendatang sebagai cara yang cerdas.

Ia menyebut hal itu sebagai tanda bahwa harga diri Partai Golkar telah pulih.

Mengingat sebelumnya Golkar hampir menyetujui rencana penggandengan Airlangga sebagai calon wakil presiden (cawapres) bagi Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Wadidaw! Rocky Sindir Presiden Jokowi Soal Kriteria Capres Paham Ekonomi Makro-Mikro, Katanya Ngaco dan Gak Jelas Paramaternya

“Itu tanda bagus bahwa Golkar itu pulih harga dirinya, kan dia yang partai otonom, ngapain minta izin ke presiden? ya pastikan aja kan, mau kalah ngga ada soal, yang penting dia tau bahwa dia mampu untuk ajukan kadernya sendiri,” ujarnya dengan Hersubeno Arief pada video yang tayang Minggu (6/11/2022).

Lebih lanjut, Ia mengatakan pencalonan mandiri yang dilakukan Golkar sudah semestinya dilakukan. Terlebih, partai beringin itu adalah partai otonomyang besar dan mandiri.

Hal itu tentu berbeda halnya dengan dua partai lainnya sebagai kawan seperkoalisian di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Rocky secara tak langsung menyebut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai dungu.

Hal itu lantaran keduanya dianggap terlalu mengiyakan skenario yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi dalam pengusungan capres maupun cawapres pada ajang lima tahun sekali itu.

“Kalau yang dua itu ngapain itu, PAN dan PPP, kayak pecicilan aja itu kan, mentang-mentang udah di depan si Ganjar, semuanya ngikut di belakangnya,” ucapnya.

“jadi poin itu yang sebetulnya mneunjukkan ada pendangkalan di dalam partai itu, kalau kau bikin partai ngapain tanya ke presiden? itu kan dungu namanya,” tambahnya.

Selanjutnya, Rocky menyentil campur tangan Jokowi yang secara langsung turut memberikan kisi-kisi soal kriteria presiden penggantinya.

Lantaran satu bulan sebelumnya, tepat pada peringatan HUT ke-58 Partai Golkar, Jokowi melontarkan kalimat bahwa seorang presiden harus memahami ekonomi makro dan mikro hingga data.

“Tiba-tiba Presiden Jokowi kasih kriteria, urusan apa Presiden Jokowi kasih kriteria untuk presiden berikutnya? sama juga kan harus paham makro mikro, itu kan nanti akan paham sendirinya kan, ngapain disuruh-suruh,” tegas Rocky.

Menurutnya, yang lebih penting saat menjadi presiden adalah bukan tentang memahami dua hal tersebut, melainkan lebih paham soal hubungan antara ekonomi mikro dan makro.

Baca Juga: Anies Terancam Gagal Dapat Cawapres di 10 November Gara-gara Saling Ego Parpol Koalisinya

“Sebetulnyanya bukan paham makro mikro, tapi musti paham linkage, hubungan antara makro dan mikro, ada orang paham makro, paham mikro tapi gabisa menghubungkan,” terangnya.

Ia melempar permisalan jika seorang kepala negara tak bisa menghubungan keduanya. Tak lupa Ia menyinggung hasil kinerja Jokowi yang dianggap tak membanggakan soal dua hal yang disebutnya itu.

“Jadi sebetulnya kalau kita ikutin jalan pikiran presiden, ya makro kita bagus tapi mikronya buruk, kan sampai sekarang perusahaan di Jawa Barat itu 127 perusahaan tutup, dan sudah ada 100 ribu yang kena PHK, itu soal mikro,” katanya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan