Mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menilai bahwa jika tidak hadir menemui demonstran sekali itu dinamakan kebetulan, dua kali dinamakan kebangetan, tiga kali ketakutan, dan jika sekali lagi maka dinamakan kedunguan.
"Ya udah berapa kali itu. Kalau satu kali itu kebetulan, kalau dua kali kebangetan, kalau tiga kali ketakutan, lakukan sekali lagi kedunguan namanya." ujar pria berusia 63 tahun itu.
Lebih lanjut, menurutnya, apabila Presiden Jokowi tidak ingin menemui para demonstran tersebut, seharusnya Presiden Jokowi bisa mengirimkan wakilnya saja untuk menemui demonstran.
"Itu sepertinya nggak mau nyambut kan. Kalau nggak mau nyambut nggak apa-apa kan kirim wakil aja, tetapi akhirnya jurnalis tahu bahwa polanya nanti Pak Jokowi pasti akan minta pagi-pagi "buatkan saya agenda untuk keluar kota tuh". Kira-kira begitu kan. Itu sebetulnya sejenis kepengecutan sebetulnya tuh, karena itu rakyat dia. Dia musti hadapi itu." lanjut Rocky Gerung.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan