Menu


Krispi dan Pedas, Icip Kelezatan Kuliner Belalang Khas Tuban!

Krispi dan Pedas, Icip Kelezatan Kuliner Belalang Khas Tuban!

Kredit Foto: Ist

Konten Jatim, Tuban -

Belalang bagi masyarakat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur bukan merupakan hama yang merusak tanaman.

Di tangan yang tepat, belalang justru merupakan serangga yang dapat menjadi kuliner unik dan gurih.

Dikutip dari laman beritasatu.com, wanita bernama Prapti asal Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban mampu mengolah belalang dengan cara digoreng atau dibuat rica-rica.

Kini pangan itu menjadi primadona bagi sebagian masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Biasanya, rica-rica belalang disajikan dengan nasi putih atau juga bisa dengan nasi jagung.

Para pemburu kuliner dapat merasakan cita rasa gurih, pedas, asem, khas pedesaan di warung yang terletak di jalan Alfalah, desa setempat itu.

Prapti mengungkapkan, belalang ini dimasak rica-rica, pedas, gurih, dan ada sensasi rasa asamnya. Namun, jika pelanggan minta tidak pedas juga bisa disediakan.

Dijual per mikanya Rp10.000 dan setiap hari bisa menghabiskan 30 sampai 50 mika.

"Rica-rica belalang ini setiap hari ada, tapi kalau tidak musim ya gak ada. Rica-rica belalang ini paling enak dinikmati dengan nasi putih yang masih hangat. Setiap hari kami bisa memasak 30 hingga 50 mika," ujarnya.

Abdurrachim salah satu pemburu kuliner belalang goreng ini merasakan nikmatnya rica-rica belalang di warung milik Prapti itu.

Ia mengatakan, gurih dan pedasnya masakan rica-rica belalang ini sangat cocok untuk lidahnya. Menurutnya, belalang goreng ini bisa didapat dengan mudah saat musim penghujan.

"Ini makan rica-rica belalang mas, rasanya sangat sedap dan uenak. Bagi yang suka pedas, ini sangat cocok. Kalau sedang musim penghujan banyak, tetapi kalau seperti ini ya lumayan banyak lah," ucap pria tersebut.

"Kalau musim penghujan warung-warung banyak yang stok makanan ini. Paling enak dimakan dengan nasi masih hangat, kalau ada nasi jagung malah enak poll," tandasnya

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO