Menu


KPU Jatim: Potensi Suara Anak Muda Diperebutkan Banyak Pihak

KPU Jatim: Potensi Suara Anak Muda Diperebutkan Banyak Pihak

Kredit Foto: Humas KPU Jatim

Konten Jatim, Surabaya -

Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Provinsi Jawa Timur Nurul Amalia menyampaikan harapannya kepada para generasi muda agar tidak golput dan turut serta menyuarakan pilihannya dalam Pemilu 2024 yang sebentar lagi akan berlangsung. 

“Saya berharap anak-anak muda paham betul, bahwa potensi suara anda sekalian diperhitungkan dan diperebutkan banyak pihak. Karena akan menentukan siapa pemimpin negeri ini ke depan. Maka, saya berharap tidak ada golput karena para pemimpin ini ada di tangan anda semua para anak-anak muda, begitu anda tidak menggunakan kesempatan memillih ini dengan baik, maka lepaslah pemimpin ideal, dan idaman kita semua,” tutur Nurul saat ditemui usai memaparkan materinya. 

Nurul menerangkan, materi yang dipaparkannya dalam kegiatan literasi demokrasi digital ini berjudul ‘Menjadi Pemilih Pemula yang Cerdas dan Kritis’. Menurutnya, peran generasi muda yang mayoritas merupakan  golongan Gen Z, untuk menjadi pemilih  yang cerdas, dalam Pemilu 2024 ini dibutuhkan. 

“Supaya masyarakat tidak hanya sekedar datang ke TPS dan menyuarakan pilihannya, tetapi bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Dan tahu apa yang harus mereka lakukan, tahu cara untuk mendapatkan informasi yang benar itu melalui apa,” terangnya.

Para generasi muda, menurut Nurul, dapat berperan menjadi agen KPU untuk memobilisasi masyarakat datang ke TPS.

“Selain itu, mereka dapat memberikan edukasi terkait Pemilu itu sesungguhnya seperti apa. Supaya menjadi pemilih yang benar-benar ikut berpartisipasi secara aktif, jadi mereka bukan hanya sekedar jadi pemilih tapi juga menjadi tempat sosialisasi bagi masyarakat,” tukasnya. 

Nurul menjelaskan, hal-hal terkait data dan metode menjadi pemilih yang cerdas itu perlu diinformasikan kepada pemilih pemula, agar mereka merasa turut memiliki ajang agenda Pemilu, dan tidak hanya orang-orang yang tua saja. 

“Ketika mereka para generasi muda sudah paham dan tahu, serta ikut merasakan bahwa Pemilu itu milik bersama, maka berikutnya mereka akan menjaga supaya Pemilu ini berjalan dengan baik sesuai dengan koridor demokrasi yang sedang kita bangun,” jelasnya. 

Supaya para generasi muda yang menjadi pemilih pemula ini tidak terjebak dengan black campaign yang biasanya berupa berita hoaks, Nurul menganjurkan, supaya mereka selalu mengikuti akun resmi media sosial milik KPU.

Berikutnya, kalau mendapatkan informasi, harus mencari informasi tandingan atau cek apakah informasi yang diterima itu hoaks, melalui aplikasi atau tautan pengecekan berita hoaks. 

“Kalau memang bukan hoaks, maka dicek dulu ada fungsi atau tidak dibagikan informasinya. Meskipun bukan hoaks, bisa jadi itu informasi yang tidak perlu disebar luaskan. Nah, pertimbangan-pertimbangan sebagai masyarakat cerdas itu perlu ditanamkan kepada masyarakat terutama anak-anak muda supaya bisa saring dulu dan sharing informasi,” pungkas Nurul. 

Diketahui, selain Nurul, turut pula hadir pembicara lain dalam kegiatan ini, yaitu Ketua STIKOSA-AWS, Jokhanan Kristiono. Kegiatan diikuti sekitar 200 orang peserta yang merupakan para mahasiswa dari berbagai universitas dan siswa SMA/SMK dari di Surabaya. 

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024