Menu


Pemilu 2024 Bisa Pengaruhi Inflasi, Pj Wali Kota Malang Siap Antisipasi

Pemilu 2024 Bisa Pengaruhi Inflasi, Pj Wali Kota Malang Siap Antisipasi

Kredit Foto: Pemkot Malang

Konten Jatim, Malang -

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengaku terus berupaya mengendalikan inflasi menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.

Meski kondisi inflasi di Kota Malang saat ini relatif terkendali, Wahyu menilai perlu adanya langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga komoditas penting.

"Tetapi kita tahu ada potensi, ada kecenderungan reaksi pasar dalam menghadapi perayaan besar. Ini harus diantisipasi, khususnya dalam menjaga inflasi yang sudah baik saat ini," kata Wahyu, dikutip dari Antara.

Wahyu menjelaskan untuk mempertahankan tingkat inflasi tersebut perlu terus dijaga dan sinergi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Malang harus dipertahankan. Kondisi saat ini, perlu dilakukan analisa untuk mengantisipasi lonjakan inflasi.

Dalam High Level Meeting bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Wahyu melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Bank Indonesia dan Perum Bulog yang diharapkan mampu menciptakan sinkronisasi antara pihak otoritas dan penanganan.

Ia menambahkan, salah satu komoditas penting yang saat ini menjadi perhatian bukan lagi terkait kenaikan harga cabai, melainkan komoditas beras. Pemkot Malang telah berkomunikasi dengan Bulog terkait dengan pasokan beras.

Untuk memastikan pasokan bahan pokok penting seperti beras, daging sapi dan jagung tersebut, lanjutnya, Pemkot Malang akan mengoptimalisasi keberadaan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang telah ada.

"Fokusnya nanti bukan lagi cabai, tetapi beras, daging sapi dan jagung. Kita optimalisasi beras SPHP di Kecamatan Klojen dan Blimbing. Kita juga upayakan kerja sama dengan daerah penghasil untuk mencukupi kebutuhan dan optimalisasi Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, inflasi Year on Year (YoY) dan kumulatif Kota Malang pada tercatat sebesar 2,56 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi yang sama di wilayah Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing tercatat sebesar 2,92 persen dan 2,61 persen.

BPS Kota Malang mencatat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi pada periode tersebut diantaranya adalah kenaikan harga beras mencapai 20,72 persen, cabai rawit 125,39 persen, rokok kretek filter 14 persen, biaya kontak rumah 2,74 persen dan angkutan udara 8,73 persen.

Sementara untuk komoditas yang menghambat inflasi antara lain adalah penurunan harga telur ayam ras sebesar 9,4 persen, bensin 0,91 persen, minyak goreng 4,28 persen, sabun cair 8,9 persen, bawang merah 6,61 persen dan daging sapi turun 1,64 persen.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024