Menu


Begini Simulasi Pencoblosan Surat Suara yang Digelar KPU Ponorogo

Begini Simulasi Pencoblosan Surat Suara yang Digelar KPU Ponorogo

Kredit Foto: Wikimedia Commons

Konten Jatim, Surabaya -

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ponorogo menggelar simulasi pemungutan suara mulai dari mengantre hingga celup tinta.

Sebanyak 100 warga Lingkungan Mayak, Kelurahan Tonatan terpilih menjalani simulasi yang berlangsung di Tambak Kemangi Resort, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Setiap pemilih bakal mendapat lima surat suara dari petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dalam Pemilu Serentak 2024. 

"Simulasi ini riil ya. Artinya, semua pemilih terdaftar di TPS 1 dari Lingkungan Mayak, Kelurahan Tonatan. Estimasi waktu untuk proses pemungutan suara sekitar delapan sampai 10 menit per orang," kata Ketua KPUD Ponorogo Munajat.

Setiap pemilih harus mencoblos lima surat suara dengan warna berbeda, pada hari H pemungutan suara 14 Februari 2024 mendatang.

Kelima warna tersebut adalah abu-abu untuk surat suara presiden dan wakil presiden, merah untuk anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), kuning untuk anggota DPR, biru untuk anggota DPRD provinsi, serta hijau untuk anggota DPRD kabupaten/kota. 

Menurut Munajat, simulasi juga memperagakan proses penghitungan suara layaknya kondisi di tempat pemungutan suara (TPS) ketika KPPS menjalankan tugas mereka. 

Proses mulai pemilih antre menunggu panggilan, menerima surat suara, pemilih mencoblos, dan mencelupkan jari tangan ke tinta, hingga KPPS melakukan penghitungan serta merekapitulasi hasil pemungutan suara mengacu petunjuk teknis dari KPU pusat.  

"Simulasi ini bertujuan supaya teman-teman PPK (panitia pemungutan suara) dan PPS (panitia pemungutan suara) benar-benar memahami alur dan aturan tentang pungut serta hitung tersebut," jelas Munajat. 

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Ponorogo Lisdyarita berharap pelaksanaan pemilu memenuhi asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).

Selain itu, penyelenggaraan Pemilu wajib memenuhi prinsip proporsional, professional, akuntabel, efektif, dan efisien.

"Karena salah satu tujuan Pemilu adalah memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis," terangnya.

Ia juga meminta pengawas pemilu menjaga netralitas dalam menjalankan tugasnya. Tidak selayaknya memicu konflik karena ada titipan atau pesanan dengan praktik culas berupa mengamankan dan menambahkan suara.

Dia berharap pemilu tidak menimbulkan perpecahan kendati berbeda dalam pilihan.

"Dengan begitu, Ponorogo tetap kondusif dengan suasana yang ayem, tentrem, dan damai seperti selama ini," ungkapnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan