Adapun bahan bumbu kuah terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, merica, gula, serta garam. Sementara sambal urapan sayur, biasa dibuat dari bahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa.
Adapun memasaknya dilakukan secara unik, bukan dikukus melainkan dibiarkan mentah, tetapi dipanaskan dengan kreweng, semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap, dan itu justru menimbulkan aroma yang cukup sedap
Masih ada lauk khas yang ada dalam sego boranan yang tidak bisa kita temui di kuliner lain, yaitu ikan sili yang harganya lebih mahal dari harga lauk lainnya. Ini karena, ikan sili merupakan jenis ikan air tawar yang hanya bisa ditemukan hidup liar di rawa atau sungai. Ikan ini pun belum bisa dikembangkan secara massal. Jadi, wajar bila harganya lebih mahal untuk bisa mencicipinya bersama sego boranan.
Nah, uniknya lagi, kuliner ini bisa kita cicipi dengan cara lesehan selama 24 jam di kota Lamongan. Tapi sayangnya, nasi boran masih belum dikenal di luar Lamongan. Tidak seperti kuliner asal Lamongan lainnya seperti Soto Lamongan. Untuk harga satu porsinya, kita hanya perlu mengeluarkan uang Rp 10 ribu. Tapi kalau kita ingin lauk ikan sili, maka harga sego boranan menjadi Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu, tergantung dari ukuran si ikan.
Penjual dari Satu Desa
Entah sejak mulai kapan nasi boran dikenal oleh masyarakat Lamongan. Tapi menurut cerita masyarakat bahwa sejak 1944 sudah dikenal nasi boran. Awalnya hanya satu penjual, tapi pada 1945 mulai tumbuh penjual nasi boran lainnya. Penjual-penjual nasi boran di awal kemunculannya berasal dari Dusun Kaotan, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO