Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur berdiri sebuah masjid dengan desain arsitektur unik. Namanya Masjid Agung Keraton Sumenep.
Masjid berkelir kontras putih-kuning itu dipercaya memberikan sensasi luar biasa bagi para pengunjung yang datang ke masjid tersebut.
Dibangun di masa pemerintahan Panembahan Somala, Penguasa Negeri Sungenep XXXI, Masjid Agung Keraton Sumenep memiliki arsitektur yang khas.
Seperti dilansir indonesia.go.id, termasuk dalam 10 masjid tertua di Nusantara, masjid yang dikenal dengan nama Masjid Jami Panembahan Somala itu didirikan setelah pembangunan Kompleks Keraton Sumenep usai.
Masjid itu diarsiteki seorang lelaki beretnis Tionghoa bernama Lauw Pia Ngo, yang juga membangun keraton.
Sejatinya, tak banyak literatur yang mengulas tentang sepak terjang Lauw Pia Ngo. Namun disain masjid dan keraton itu telah mampu menunjukkan ketinggian cita rasa seni sang arsitek.
Selain Tionghoa, arsitektur masjid yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Jamik Sumenep itu banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Eropa, Jawa, dan Madura. Kesan arsitektur Tionghoa tampak pada disain pintu gerbang pintu masuk utama masjid.
Pasalnya, sang arsitek, menempatkan pintu gerbang itu di tembok yang dibuat memanjang, sehingga mengesankan kekokohan dan keagungan, mirip dengan tembok China.
Kesan arsitektur khas China juga tampak di interior masjid. Dinding mimbar, mihrab, dan maksurah di masjid itu dilapisi keramik porselen dari China.