Bercanda merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang dapat menjadikan komunikasi lebih santai dan menyenangkan. Guyonan kepada keluarga atau teman bisa menghilangkan stres, membuat seseorang menjadi lebih rileks, dan mendekatkan hubungan.
Namun, dalam Agama Islam, bercanda tidak dianggap sebagai hal yang sembarangan dilakukan. Agama ini mengajarkan pentingnya menjaga adab dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam bercanda.
Terdapat adab bercanda dalam Agama Islam untuk menjaga batas-batas etika dan kehormatan tanpa mengabaikan unsur hiburan dan keceriaan. Berikut pembahasannya melansir Republika pada Kamis (31/8/2023).
Baca Juga: Bagian dari Keseharian, Bagaimana Hukum Bercanda dalam Islam?
Adab Bercanda dalam Agama Islam
Pentingnya Menjaga Kehormatan dalam Bercanda
Adab bercanda dalam Agama Islam mencakup pentingnya menjaga kehormatan dan harga diri. Islam mengajarkan bahwa kehormatan merupakan hal yang sama pentingnya dengan kehormatan darah dan harta.
Oleh karena itu, dalam bercanda, seseorang harus menghindari merendahkan atau menghina orang lain. Bercanda yang mengarah kepada cemoohan atau penghinaan dapat melukai perasaan orang lain dan melanggar prinsip etika Islam.
Bukan Cacian dan Cemoohan
Lebih dari itu, bercanda dalam Agama Islam tidak boleh berupa cacian atau cemoohan terhadap orang lain. Pernyataan ini tertuang dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 11 yang berbunyi:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.