Menu


Pengertian Maratibul Qadar: Definisi, Makna, dan Tingkatannya

Pengertian Maratibul Qadar: Definisi, Makna, dan Tingkatannya

Kredit Foto: Unsplash/Masjid Pogung Raya

Konten Jatim, Depok -

Sejak dini, umat Islam diajarkan pentingnya rukun iman. Keberadaan rukun iman ini menunjukkan bahwa para Muslim benar-benar taat dan patuh terhadap aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Salah satu dari enam rukun iman adalah iman kepada qada dan qadar. Kata-kata tersebut mengacu kepada takdir ilahi dari Allah SWT yang sudah ditentukan oleh-Nya, bahkan sebelum alam semesta diciptakan. Dengan demikian, para Muslim diminta agar senantiasa hidup sebaik mungkin dan bertawakal kepada Allah SWT.

Meskipun begitu, tidak semua Muslim bisa menerapkan iman kepada qada dan qadar. Di sini, terdapat tingkatan-tingkatan tertentu di mana seorang Muslim mampu menerapkan keimanannya kepada takdir ilahi. Istilah ini disebut juga sebagai “maratibul qadar”.

Apa sebenarnya yang dimaksud maratibul qadar? Berikut penjelasan soal pengertian maratibul qadar, melansir situs Universitas Islam An-Nur Lampung pada Kamis (31/8/2023).

Baca Juga: Pengertian Qada dalam Islam: Etimologi, Terminologi, dan Kepentingannya

Pengertian Maratibul Qadar

Maratibul qadar atau tingkatan qada dan qadar adalah tingkatan-tingkatan yang membentuk dasar iman kepada takdir dalam Agama Islam. Penting untuk memahami bahwa iman kepada takdir tidak berarti bahwa manusia tidak memiliki tanggung jawab dalam tindakan dan pilihan mereka. 

Manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun pilihan dan tindakan tersebut juga merupakan bagian dari takdir yang Allah SWT telah tetapkan. Penting juga untuk menghindari pertentangan antara ilmu dan takdir dengan kemampuan dan usaha manusia. 

Dalam Agama Islam, keduanya saling melengkapi dan tidak bertentangan satu sama lain. Manusia diberikan akal, kebebasan berpikir, dan kebebasan berbuat. Namun, semua itu berjalan dalam koridor takdir Allah SWT yang telah ditentukan dengan pengetahuan-Nya yang sempurna.

Dengan memiliki pemahaman yang benar tentang tingkatan-tingkatan iman kepada takdir, umat Islam dapat mengembangkan keyakinan yang kokoh terhadap rencana dan kebijaksanaan Allah SWT dalam mengatur alam semesta dan kehidupan manusia.

Tingkatan Qada dan Qadar

Maratibul qadar sendiri mempunyai empat tingkatan yang perlahan tapi pasti, sudah sepatutnya diikuti umat Islam. Berikut tingkatan yang dimaksud:

Tingkatan Pertama: Ilmu Allah SWT (Pengetahuan)

Pertama-tama, iman kepada takdir mengharuskan kita untuk meyakini bahwa Allah memiliki pengetahuan yang sempurna tentang segala sesuatu. Allah SWT mengetahui secara mendalam dan rinci tentang apa yang terjadi di langit dan di bumi, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada yang dapat tersembunyi dari ilmu-Nya.

Tingkatan Kedua: Kitabah (Penulisan)

Selanjutnya, iman kepada takdir melibatkan keyakinan bahwa Allah telah menulis semua ketetapan takdir dalam Kitab Lauh Mahfuzh sebelum penciptaan segala sesuatu. Setiap detail dari apa yang akan terjadi sudah tertulis dengan sempurna. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa tidak ada bencana yang menimpa di bumi, kecuali sudah tertulis dalam Kitab-Nya.

Baca Juga: Pengertian Qadar dalam Islam: Etimologi, Terminologi, dan Kepentingannya

Tingkatan Ketiga: Masyi'ah (Kehendak Allah SWT)

Tingkatan berikutnya adalah iman bahwa segala sesuatu yang terjadi atau tidak terjadi di alam semesta adalah dengan kehendak Allah SWT. Tidak ada yang dapat terjadi kecuali jika Allah menghendaki. Ini menunjukkan pada kekuasaan dan iradah mutlak Allah dalam menentukan apa yang akan terjadi.

Tingkatan Keempat: Khalq (Penciptaan)

Tingkatan terakhir adalah keyakinan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Tidak ada yang ada kecuali karena Allah SWT telah menciptakannya. Semua yang ada di alam semesta adalah hasil ciptaan-Nya, baik itu benda mati maupun makhluk hidup.