Tata Ruang dan Filosofinya
Rumah adat ini terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk pendopo di bagian depan dan ruang belakang. Pendopo merupakan tempat bersosialisasi dan menyambut tamu. Pada bagian ruang belakang, terdapat kamar tidur dan dapur.
Keunikan lainnya adalah peringgitan yang memisahkan antara bagian depan dan belakang rumah. Bagian tengah, yang sering disebut "ringgit," menjadi tempat untuk pertunjukan wayang kulit.
Setiap aspek bangunan Joglo Situbondo memiliki makna dan simbolisme. Atap yang menjulang tinggi melambangkan gunung, yang dalam kepercayaan Jawa adalah tempat tinggal para dewa. Ukiran-ukiran dan hiasan bukan hanya sekadar elemen dekoratif, tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan spiritual dan tolak bala.
Oleh karena itu, Joglo Situbondo merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa Timur. Kehadirannya tidak hanya sebagai bangunan fisik, tetapi juga mewakili nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh masyarakatnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO