2. Takdir Mu'allaq
Takdir mu'allaq adalah ketetapan Allah SWT yang masih dapat berubah berdasarkan usaha manusia. Ini berarti bahwa manusia memiliki peran dalam membentuk takdirnya sendiri melalui usaha, tekad, dan doa.
Contohnya adalah usaha keras seorang siswa dalam belajar yang dapat membawa kesuksesan akademis. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT juga memberikan contoh tentang takdir mu'allaq dengan firman-Nya dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 11:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۡۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهٖ يَحۡفَظُوۡنَهٗ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡؕ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوۡمٍ سُوۡۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّالٍ
Artinya: "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Qada dan Qadar, ‘Takdir’ yang Jangan Sampai Tertukar
Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, takdir mubram dan takdir mu'allaq saling berhubungan dan membentuk gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana Allah SWT mengatur peristiwa-peristiwa di dunia ini, sekecil apapun itu.
Manusia dihadapkan pada takdir mubram yang tidak dapat diubah, namun juga diberikan kesempatan dan tanggung jawab untuk mengubah takdir melalui usaha dan doa.
Dalam Agama Islam, keyakinan terhadap takdir adalah bagian dari iman kepada qada dan qadar, yang menunjukkan pengertian dan penerimaan terhadap rencana Allah SWT yang sempurna, meskipun belum tentu dipahami oleh otak manusia yang terbatas.
Melalui pemahaman tentang berbagai macam takdir ini, umat Islam diajak untuk berserah diri kepada kehendak Allah SWT sambil tetap berusaha dan berdoa dalam menjalani kehidupan ini.