Di masa lampau, Indonesia dikelilingi oleh berbagai kerajaan bercorak Hindu-Budha yang tersebar di banyak wilayah di Tanah Air. Kerajaan-kerajaan ini sempat memiliki masa keemasannya tersendiri sebelum akhirnya runtuh.
Di Jawa Timur, beberapa kerajaan bercorak Hindu-Budha yang paling terkenal adalah Kerajaan Singasari, Kerajaan Kediri, atau Kerajaan Majapahit. Namun, sebelum kerajaan-kerajaan ini berdiri, terdapat satu kerajaan yang paling tua berdiri di dataran timur Jawa ini.
Kerajaan yang dimaksud di sini adalah Kerajaan Kanjuruhan, yang berdiri di era zaman Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha lainnya.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 1): Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Kanjuruhan
Penjelasan Awal
Merangkum informasi dari situs Pemerintah Kabupaten Malang dan situs lain pada Senin (16/8/2023), Kerajaan Kanjuruhan, suatu peradaban berkelimpahan yang berpusat di Desa Kejuron, dekat Kota Malang saat ini, menandai awal mula perkembangan budaya dan di Jawa Timur.
Berdiri pada abad ke-8 Masehi, Sejarah Kerajaan Kanjuruhan tercatat melalui Prasasti Dinoyo. Prasasti ini ditemukan di Malang dan menjadi sumber kunci dalam mengungkap keberadaan kerajaan ini. Tercatat dalam prasasti ini, Raja Gajayana, figur terkemuka Kerajaan Kanjuruhan, menarik perhatian sebagai sosok yang memimpin dengan bijaksana.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 2): Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Pada masa-masa awal, Kerajaan Kanjuruhan diduga memiliki keterkaitan dengan Kerajaan Kalingga (Holing) di Jawa Tengah. Catatan sejarah dari Tiongkok menunjukkan bahwa sekitar tahun 742-755 Masehi, Raja Kiyen dari Holing memindahkan Ibu Kotanya ke Jawa Timur, yang bisa menjadi akar mula berdirinya Kerajaan Kanjuruhan.
Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 Masehi mengkonfirmasi eksistensi kerajaan ini. Prasasti Dinoyo, dengan tulisan dalam huruf Kawi dan bahasa Sansekerta, mengungkapkan Raja Dewasimha sebagai penguasa awal Kerajaan Kanjuruhan.
Setelah wafatnya, putranya, Limwa, yang dikenal dengan gelar Gajayana, meneruskan tongkat estafet kepemimpinan. Gajayana memiliki putri bernama Uttejana, yang kemudian menikahi Jananiya dari Paradeh.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan